Di sisi lain, karakter perempuan Alina Suhita pun digambarkan dengan sangat apik. Ia adalah perempuan cerdas, berdaya, dan kuat dalam menghadapi peperangan untuk memenangkan hati suaminya.
Alina dengan sabar dan ikhlas mendampingi Gus Birru yang kini jadi suaminya. Ia merawat dengan baik laki-laki itu meski Gus Birru terlihat enggan berinteraksi dengan Alina.
Alina pun tidak membenci Ratna Rengganis maupun melakukan konfrontasi pada perempuan yang pernah jadi kekasih suaminya itu.
Alina dan Ratna Rengganis bahkan akhirnya menjalin hubungan baik saat mengerjakan proyek promosi pondok pesantren. Mereka berdua menunjukkan kecerdasan masing-masing saat menuangkan ide untuk mengerjakan proyek bersama.
Film Hati Suhita benar-benar menggambarkan dua karakter perempuan utama di dalamnya dengan narasi yang positif.
Tidak ada pertengkaran, kecemburuan, benci, bahkan dendam di antara Alina dan Ratna Rengganis yang mencintai satu laki-laki yang sama yakni Gus Birru.
Ratna Rengganis menyadari posisinya yang kini bukan lagi sebagai pendamping Gus Birru yang dijodohkan. Ia tidak menaruh benci kepada Alina.
Alina yang dijodohkan dengan Gus Birru pun menerima jalan hidup yang sudah direncanakan oleh orang tuanya sejak kecil meski kenyataannya suaminya tidak mencintainya.
Alina dengan lapang dada, ikhlas, dan kuat memperjuangkan cinta Gus Birru agar laki-laki itu bisa menerimanya sebagai istri sekaligus pendamping dalam meneruskan kepemimpinan pondok pesantren.
Pentingnya Support System dalam Kehidupan Perempuan
Devina Aureel tampil dalam film Hati Suhita sebagai karakter perempuan bernama Aruna yang merupakan sahabat Alina.
Kehadiran Aruna jadi hiburan sekaligus penyemangat bagi Alina yang tengah menghadapi peperangan untuk memenangkan hati Gus Birru.
Aruna banyak memberikan saran kepada Alina tentang apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan hati Gus Birru yang masih tertambat pada Ratna Rengganis.
Aruna pun jadi sosok sahabat sekaligus support system bagi Alina saat dirinya berada di titik terendah dan ingin menyerah saja.
Aruna tidak segan menuruti keinginan Alina bahkan tanpa bertanya karena ia tahu sahabatnya sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja sejak menikah dengan Gus Birru.
Ia juga yang membantu Alina agar tetap jadi perempuan kuat dan berdaya saat dirinya disia-siakan oleh suaminya sendiri.
Film Hati Suhita adalah tontonan dengan narasi positif tentang karakter-karakter perempuan di dalamnya.
Kawan Puan pun bisa melihat kehidupan pesantren dalam balutan cerita modern yang sesuai dengan zaman.
Ada banyak sejarah, budaya, dan cerita tentang wayang di budaya Jawa yang diceritakan dalam film ini.
Bahasa Jawa yang dibawakan oleh beberapa karakternya pun terasa sangat pas, tidak terdengar aneh maupun sumbang.
Saksikan film Hati Suhita di bioskop kesayangan kamu sebelum turun layar.
Baca Juga: Sinopsis Film Pesantren, Dokumenter untuk Menyelami Kehidupan Penghuni Pondok
(*)