Parapuan.co - Film bioskop Hati Suhita sudah tayang sejak tanggal 25 Mei dengan dibintangi oleh Omar Daniel, Nadya Arina, dan Anggika Bolsterli.
Film ini diadaptasi dari novel populer dan best seller berjudul sama karya Khilma Anis.
Hati Suhita adalah film yang menceritakan dan membawakan narasi positif tentang karakter perempuan di dalamnya, yaitu Alina Suhita dan Ratna Rengganis.
Karakter perempuan Alina Suhita diperankan oleh Nadya Arina, sementara Ratna Rengganis diperankan oleh Anggika Bolsterli.
Meskipun ide cerita film ini bisa terbilang sangat klise dan umum, tentang perjodohan dan pernikahan tanpa cinta, namun penggambaran karakter perempuan di dalamnya sungguh berbeda.
Tidak ada karakter perempuan perempuan yang bertengkar memperebutkan satu orang laki-laki.
Tidak ada sosok perempuan yang menyimpan dendam, keinginan untuk menghancurkan rumah tangga, maupun saling membenci satu sama lain.
Karakter perempuan dalam film Hati Suhita sungguh sosok yang kuat dalam memperjuangkan haknya, ikhlas merelakan dan menerima, cerdas, dan berdaya.
Berikut review dari PARAPUAN terhadap film Hati Suhita saat mendapat kesempatan untuk menonton premier-nya hari Selasa, (16/5/2023) di Epicentrum XXI, Jakarta.
Baca Juga: 5 Nama Pemeran Utama Film Hati Suhita dan Pendukung, Ada Omar Daniel
Cerita Klasik Perjodohan di Lingkungan Pesantren
Film Hati Suhita membawakan cerita utama perjodohan antara dua orang anak pemilik pondok pesantren terpandang di daerahnya.
Perjodohan bahkan sudah dilakukan saat mereka masih kecil. Orang tua sepakat menjodohkan anaknya untuk bisa meneruskan memimpin pondok pesantren.
Namun yang berbeda dari film Hati Suhita adalah bagaimana di sini perempuan digambarkan sebagai sosok calon penerus pemimpin pondok pesantren.
Alina Suhita yang diperankan oleh Nadya Arina adalah sosok perempuan yang dipercaya bisa jadi pemimpin pondok pesantren milik orang tua Gus Birru (Omar Daniel).
Orang tua Gus Birru percaya kalau Alina adalah perempuan yang cerdas, kuat, pantang menyerah, dan berdaya sehingga cocok jadi pendamping Gus Birru meneruskan kepemimpinan pesantren.
Namun sayangnya, layaknya cerita perjodohan yang dilakukan oleh orang tua, salah satu dari mereka pasti ada yang tidak cinta.
Dalam film ini diceritakan bahwa Gus Birru sudah mencintai Ratna Rengganis, perempuan yang jadi kekasihnya sejak berada di bangku kuliah.
Ratna Rengganis bukan sosok perempuan biasa. Ia adalah sosok aktivis perempuan di tempat kuliahnya dan banyak melakukan kegiatan bersama dengan Gus Birru.
Baca Juga: Viral di TikTok, Sinopsis Film Hati Suhita dan Jadwal Tayang Bioskop
Penggambaran Karakter Perempuan yang Sangat Positif
Mungkin Kawan Puan akan menebak bahwa Ratna Rengganis akan berusaha mempertahankan Gus Birru karena telah menjalin hubungan lebih dulu.
Atau setidaknya ada usaha yang dilakukan oleh Ratna Rengganis untuk masuk dalam rumah tangga Gus Birru dan Alina Suhita.
Namun menariknya, film Hati Suhita tidak menarasikan dua karakter perempuan utama di dalamnya dengan hal-hal negatif.
Ratna Rengganis dengan hati lapang dan penuh penerimaan menyadari bahwa laki-laki yang dicintainya sudah memiliki istri yang jadi pendampingnya di masa depan.
Ia tidak berusaha merusak rumah tangga Gus Birru dan Alina Suhita, pun berusaha kembali mendapatkan hati Gus Birru.
Ratna Rengganis menerima kenyataan bahwa hubungannya dengan Gus Birru secara romantis sudah berakhir. Ia pun mencoba untuk tidak dekat-dekat lagi dengan Gus Birru.
Sosok Ratna Rengganis bahkan tidak menaruh benci, kecemburuan, maupun perasaan buruk lain pada Alina Suhita.
Ia dengan hati yang tegar berkenalan dengan Alina dan menjalin hubungan yang baik dalam proyek promosi pesantren milik orang tua Gus Birru.
Baca Juga: 7 Film Indonesia Tayang Mei 2023 di Bioskop, Ada Hati Suhita
Di sisi lain, karakter perempuan Alina Suhita pun digambarkan dengan sangat apik. Ia adalah perempuan cerdas, berdaya, dan kuat dalam menghadapi peperangan untuk memenangkan hati suaminya.
Alina dengan sabar dan ikhlas mendampingi Gus Birru yang kini jadi suaminya. Ia merawat dengan baik laki-laki itu meski Gus Birru terlihat enggan berinteraksi dengan Alina.
Alina pun tidak membenci Ratna Rengganis maupun melakukan konfrontasi pada perempuan yang pernah jadi kekasih suaminya itu.
Alina dan Ratna Rengganis bahkan akhirnya menjalin hubungan baik saat mengerjakan proyek promosi pondok pesantren. Mereka berdua menunjukkan kecerdasan masing-masing saat menuangkan ide untuk mengerjakan proyek bersama.
Film Hati Suhita benar-benar menggambarkan dua karakter perempuan utama di dalamnya dengan narasi yang positif.
Tidak ada pertengkaran, kecemburuan, benci, bahkan dendam di antara Alina dan Ratna Rengganis yang mencintai satu laki-laki yang sama yakni Gus Birru.
Ratna Rengganis menyadari posisinya yang kini bukan lagi sebagai pendamping Gus Birru yang dijodohkan. Ia tidak menaruh benci kepada Alina.
Alina yang dijodohkan dengan Gus Birru pun menerima jalan hidup yang sudah direncanakan oleh orang tuanya sejak kecil meski kenyataannya suaminya tidak mencintainya.
Alina dengan lapang dada, ikhlas, dan kuat memperjuangkan cinta Gus Birru agar laki-laki itu bisa menerimanya sebagai istri sekaligus pendamping dalam meneruskan kepemimpinan pondok pesantren.
Pentingnya Support System dalam Kehidupan Perempuan
Devina Aureel tampil dalam film Hati Suhita sebagai karakter perempuan bernama Aruna yang merupakan sahabat Alina.
Kehadiran Aruna jadi hiburan sekaligus penyemangat bagi Alina yang tengah menghadapi peperangan untuk memenangkan hati Gus Birru.
Aruna banyak memberikan saran kepada Alina tentang apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan hati Gus Birru yang masih tertambat pada Ratna Rengganis.
Aruna pun jadi sosok sahabat sekaligus support system bagi Alina saat dirinya berada di titik terendah dan ingin menyerah saja.
Aruna tidak segan menuruti keinginan Alina bahkan tanpa bertanya karena ia tahu sahabatnya sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja sejak menikah dengan Gus Birru.
Ia juga yang membantu Alina agar tetap jadi perempuan kuat dan berdaya saat dirinya disia-siakan oleh suaminya sendiri.
Film Hati Suhita adalah tontonan dengan narasi positif tentang karakter-karakter perempuan di dalamnya.
Kawan Puan pun bisa melihat kehidupan pesantren dalam balutan cerita modern yang sesuai dengan zaman.
Ada banyak sejarah, budaya, dan cerita tentang wayang di budaya Jawa yang diceritakan dalam film ini.
Bahasa Jawa yang dibawakan oleh beberapa karakternya pun terasa sangat pas, tidak terdengar aneh maupun sumbang.
Saksikan film Hati Suhita di bioskop kesayangan kamu sebelum turun layar.
Baca Juga: Sinopsis Film Pesantren, Dokumenter untuk Menyelami Kehidupan Penghuni Pondok
(*)