Parapuan.co - Kawan Puan, mendapatkan pekerjaan dari lowongan kerja bisa menimbulkan persaingan sengit di antara para kandidat.
Terlebih jika ada kandidat yang punya latar belakang pendidikan lebih tinggi tidak diterima, sedangkan pelamar dengan tingkat pendidikan di bawahnya diterima bekerja.
Seperti terjadi pada seorang lulusan Teknik Mesin Universitas Indonesia (UI) yang belum lama ini ramai dibahas di media sosial Twitter.
Dalam sebuah unggahan yang beredar sebagaimana mengutip dari Kompas.com, seorang pelamar lowongan kerja mengeluh atas kekalahannya dari kandidat lulusan SMK.
Kandidat tersebut mengeluh lantaran ia beserta 15 orang temannya tidak lolos, tetapi laki-laki berusia 30-an tahun lulusan STM (SMK jurusan teknik mesin) yang diterima.
Dijelaskan pula bahwa mereka sama-sama melamar di PT PAL Indonesia (Persero).
"Bener-bener stres dan enggak bisa diterima akal sih. Ceritanya saya melamar kerja di PT PAL, saya lulusan UI Teknik Mesin 2022. Saya beserta teman-teman ada 15 orang tapi dikalahin sama bapak-bapak umur 30-an," demikian bunyi tulisan yang beredar.
Terkait hal di atas, boleh jadi perusahaan tak sekadar mempertimbangkan latar belakang pendidikan kandidat, tetapi juga pengalaman dan keterampilan yang dimiliki.
Oleh karenanya dibandingkan lulusan S1 Teknik Mesin, yang diterima kerja di PT PAL adalah lulusan STM yang sudah punya pengalaman di bidang terkait.
Baca Juga: Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman di Google Indonesia
Benar saja, lebih lanjut penulis "keluhan" tadi menyebut bahwa lulusan STM yang diterima lowongan kerja PT PAL pernah bekerja di Eropa sebelumnya.
"Bapaknya juga hanya lulusan STM+sertifikat Welding dan pengalaman kerja di Italia, Eropa, tepatnya di Fincantieri katanya," lanjut pelamar tersebut.
"Apakah perusahaan sekarang tidak percaya pada sarjana-sarjana di negara sendiri ya. Ini malah bapak-bapak ijazah cuma STM diterima," ungkapnya lagi.
Terkait hal ini, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Diana Dewi mengungkapkan pendapatnya kepada Kompas.com pada Rabu (31/5/2023).
Pihaknya menilai, lulusan SMK lebih siap bekerja dan tidak menuntut gaji yang terlalu tinggi terhadap perusahaan.
"Teman-teman (lulusan SMK) ini, kalau kita bilang dia bisa siap bekerja, tetapi salary-nya enggak terlalu tinggi," terang Diana.
"Dan akhirnya mereka mau dilatih, di-training di perusahaan-perusahaan," imbuhnya lagi.
Barangkali, hal ini pulalah yang membuat pihak PT PAL memutuskan bahwa lulusan SMK berpengalaman tadi diterima bekerja di perusahaan.
Diana menyebutkan, perusahaan biasanya menawarkan gaji sesuai yang ditetapkan pemerintah berdasarkan Upah Minimum Provinsi (UMP) atau Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).
Baca Juga: Mengenal Apa Itu UMR, UMP, dan UMK, Jangan Sampai Keliru Perbedaannya
Terkait tawaran gaji, lulusan SMK dianggap lebih bersedia menerima dibandingkan dengan lulusan S1.
Menurutnya, lulusan S1 sering kali meminta gaji lebih tinggi dari UMP atau UMK.
"Karena kan standar karyawan baru itu UMP, yang perguruan tinggi kadang enggak mau," tutur Diana.
Padahal Diana menilai bahwa kinerja lulusan S1 maupun SMK di lapangan hampir tidak ada bedanya.
Artinya, latar belakang pendidikan tidak terlalu berpengaruh pada kinerja.
Hanya saja untuk lulusan SMK, mereka memang disiapkan untuk siap bekerja setelah lulus.
"Jadi saat implementasi bekerja, ternyata teman-teman yang SMK enggak kalah dari yang perguruan tinggi, dan itu benar terjadi," tutup Diana.
Nah, bagi Kawan Puan lulusan SMK yang sedang mencari lowongan kerja, tetaplah percaya diri meski bersaing dengan S1.
Yang paling penting, kamu punya keterampilan mumpuni sesuai posisi dan kriteria yang ditetapkan perusahaan. Semoga informasi di atas bermanfaat, ya.
Baca Juga: 5 Peluang Lowongan Kerja Lulusan SMK Akuntansi Gaji Setara S1, Apa Saja?
(*)