Adapun faktor risiko dari duck syndrome yakni:
- Stres lingkungan kampus.
- Kecenderungan pribadi dan keluarga yang terlalu menekankan prestasi.
- Perlindungan berlebihan dari keluarga.
Meskipun tidak ada kriteria diagnostik formal untuk sindrom bebek, gejala yang sering dijelaskan termasuk tampak tenang pada tingkat yang dangkal padahal panik namun diam-diam.
Pasalnya pengidap duck syndrome merasa gagal dalam upaya untuk memenuhi tuntutan yang sangat besar yang dibebankan pada mereka.
Selain itu, pengidap duck syndrome merasa bahwa setiap orang bernasib lebih baik daripada dirinya sendiri.
Karena sindrom bebek bukanlah diagnosis formal, depresi yang mendasari, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya akan dinilai.
Baca Juga: Apa itu Emotional Meltdown yang Viral di TikTok? Ketahui Pemicunya