Kisah Dua Srikandi untuk Negeri yang Berjuang Cegah Stunting Lewat 1000 Days Fund

Arintha Widya - Sabtu, 15 Juli 2023
Dua Srikandi untuk Negeri yang Berjuang Cegah Stunting di Indonesia
Dua Srikandi untuk Negeri yang Berjuang Cegah Stunting di Indonesia Tangkapan Layar wawancara via Zoom PARAPUAN

Baca Juga: Lakukan Tugas Mulia, Segini Gaji Relawan atau Pekerja Sosial di NGO

Ada pun langkah-langkah nyata yang sudah dilakukan 1000 Days Fund untuk mencegah stunting ialah sebagai berikut:

1. Memulai dari Daerah Terpencil di Nusa Tenggara Timur (NTT)

Theresia Velofa menjelaskan, relawan 1000 Days Fund pertama kali terjun ke NTT dan ternyata berdampak baik.

Oleh sebab itu, pihaknya bersiap untuk memperluas daerah jangkauan supaya semakin banyak masyarakat, terutama ibu dan tenaga kesehatan yang sadar akan stunting dan dapat melakukan langkah pencegahan.

2. Mengintervensi Daerah-Daerah Terpencil

Relawan 1000 Days Fun, termasuk Dokter Riri mengintervensi daerah-daerah terpencil itu dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai stunting dan cara mencegahnya.

Harapannya, dengan ini mereka yang mengikuti pelatihan dapat menyebarkan informasi yang diperoleh kepada siapa saja, khususnya para ibu, tenaga kesehatan seperti bidan, serta kader-kader posyandu.

3. Membentuk Stunting Center of Excellence

Selunjutnya, 1000 Days Fund juga membentuk Stunting Center of Excellence di Manggarai Barat, akhirnya teraplikasi di tiga kabupaten lainnya di NTT.

Lewat Stunting Center of Excellence, dilakukan peningkatan kapasitas kader melalui pelatihan dan pendampingan yang berhubungan dengan ibu dan anak.

Velo menambahkan, hingga kini 1000 Days Fund sudah dapat menjangkau 70.000 rumah tangga sadar akan bahaya stunting dan bisa melakukan langkah pencegahan.

Wah, keren sekali dua Srikandi untuk Negeri ini ya, Kawan Puan.

Semoga langkah Theresia Velofa dan dr. Riri bersama 1000 Days Fund dapat membantu menurunkan angka stunting di Indonesia.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Stunting pada Anak dan Hal yang Bisa Jadi Penyebabnya

(*)

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?