Rangkaian tradisi Topo Bisu Lampah Mubeng Benteng diawali pelantunan tembang macapat oleh para abdi dalem, yang mana liriknya mengandung doa-doa serta harapan.
Pelantunan macapat dilaksanakan di area Bangsal Pancaniti, Keben Keraton Yogyakarta.
Uniknya, selama jalan kaki, para peserta hanya diam dengan tatapan mata lurus ke depan.
Di mana keheningan selama perjalanan ini menjadi simbol perenungan diri atau tirakat, serta keprihatinan terhadap segala perbuatan selama setahun terakhir.
Biasanya ritual Topo Bisu Lampah Mubeng Benteng diikuti oleh abdi dalem bregodo Keraton Yogyakarta, perwakilan dari masing-masing kabupaten/kota di DIY, dan juga masyarakat umum.
Nantinya, perwakilan membawa panji-panji alias bendera dari kabupaten/kota yakni Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul, Kulonprogo dan Kota Yogyakarta.
Tradisi Malam 1 Suro di Keraton Surakarta
Keraton Surakarta punya tradisi Kirab Satu Suro yang dalam sejarahnya berasal pada masa pemerintahan Raja Pakubuwono X yang bertahta pada periode 1893–1939.
Baca Juga: Fine Dining ala Bangsawan, Ini Sensasi Makan Malam di Pracima Tuin