4. Mubeng Beteng
Mubeng beteng atau Hajad Kawula Dalem Mubeng Beteng merupakan ritual malam satu Suro yang digelar oleh Keraton Yogyakarta.
Tradisi ini dijalani oleh peserta ritual yang nantinya akan berjalan kaki mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta.
Saat menjalani ritual, peserta dilarang berbicara atau tapa bisu. Ritual mubeng beteng ini biasanya dilakukan pada tengah malam hingga dini hari malam satu Suro.
Para abdi dalem dan warga peserta ritual berjalan kaki sejauh kurang lebih lima kilometer mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta. Makna mubeng beteng adalah usaha manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan serta membersihkan dan mengendalikan diri dari segala nafsu duniawi.
5. Tapa Bisu
Tapa bisu merupakan ritual dalam kirab, baik di Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta Hadiningrat, dan Pura Mangkunegaran.
Tapa bisu berarti selama menjalani ritual, peserta tidak diperbolehkan berbicara. Makna dari tapa bisu adalah untuk menjaga ucapan peserta kirab sehingga kirab tetap berlangsung secara sakral.
Baca Juga: Film Pengabdi Setan 2 Tayang di Malam 1 Suro, Joko Anwar: Nonton 30 Juli Ini Bersejarah
6. Sedekah Laut
Tradisi sedekah laut merupakan ritual yang digelar oleh masyarakat sekitar Pantai Baron dan Pantai Kukup, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Tradisi sedekah laut dimulai dengan selamatan atau kenduri yang diikuti oleh seluruh warga yang mencari rezeki di sekitar pantai. Selesai kenduri, makanan dan gunungan yang berisi hasil bumi dibawa oleh warga dengan mengenakan pakaian tradisional.
Sesampainya di tepi pantai, sesepuh atau orang yang dituakan oleh warga sekitar membuka ritual dengan doa.
Dengan menabur bunga serta beberapa sesaji, empat gunungan kemudian dinaikan diatas kapal nelayan untuk selanjutnya dibawa menuju tengah laut. Makna dari ritual ini adalah wujud syukur sekaligus harapan untuk rezeki yang lebih baik pada tahun mendatang.
7. Petik Laut
Petik laut merupakan ritual yang digelar di Pantai Lampon, Desa Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi.
Melalui tradisi ini para nelayan mengisi perahu kecil dengan sesajen berupa kepala sapi serta hasil bumi dan laut.
Perahu itu kemudian dilarung ke laut dari Pantai Lampon. Selain melarung sesaji, masyarakat setempat juga menggelar selamatan.
Ritual petik laut tersebut diselenggarakan pada satu Suro. Makna petik laut ini adalah ungkapan rasa syukur atas hasil laut yang didapat para nelayan selama setahun, sekaligus sebuah harapan atas keselamatan dan rezeki yang melimpah pada tahun mendatang.
Baca Juga: Tradisi Lebaran 2023, 3 Manfaat Memaafkan untuk Kesehatan Mental
(*)