Melansir Kompas.com, ia mulai bertanding di ajang berskala internasional sejak usia 14 tahun.
Kariernya melejit usai menjadi petenis Indonesia pertama dan termuda yang menjuarai ajang Wimbledon Junior pada 2001.
Saat Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Women's Tennis Association Tour di Bali, Angie menjadi pemain termuda yang pernah memenangkan gelar tunggal.
Tak hanya di pertandingan tunggal, Angie juga menorehkan kesuksesannya dalam kompetisi ganda di tahun 2003-2004.
Sayangnya pada 2005, Angie sempat mengalami cedera lutut yang sempat membuatnya hiatus.
Meski sempat ikut beberapa pertandingan, tetapi cedera lututnya masih sering terasa nyeri hingga ia pun harus rela gantung raket pada tahun 2008 dan pensiun.
Berikutnya, ada Wynne Prakusya yang menjadi salah satu petenis perempuan Indonesia berprestasi.
Perempuan kelahiran 26 April 1981 ini memulai karier profesionalnya sebagai atlet tenis pada 1998.
Ada pun posisi tertinggi yang pernah dicapainya sepanjang karier, yaitu menempati peringkat ke-74 dunia pada Agustus 2002.
Wynne Prakusya merupakan sosok yang mendampingi tim petenis putri Indonesia di SEA Games 2023 Kamboja hingga meraih gelar juara.
Raihan emas itu adalah yang pertama kalinya setelah belasan tahun tidak mendapatkan juara.
Emas terakhir Indonesia di SEA Games untuk cabang olahraga tenis adalah yang diraih Wynne pada 2005 silam.
Wynne Prakusya masih aktif di dunia tenis hingga kini sebagai kapten dan pendamping tim.
Wah, keren-keren ya petenis perempuan Indonesia di atas Kawan Puan?
Baca Juga: Kick Andy Heroes 2022 Resmi Diumumkan, 3 Perempuan Inspiratif Raih Penghargaan
(*)