Parapuan.co - Acara Tiba-Tiba Tenis belakangan jadi ajang olahraga antar para selebriti yang banyak digandrungi masyarakat.
Menariknya lagi, ada salah satu legenda tenis Indonesia yang pernah menjadi komentator di ajang Tiba-Tiba Tenis.
Ia adalah Yayuk Basuki, petenis perempuan Indonesia yang memulai kariernya di tahun 1990-an.
Selain Yayuk Basuki yang jadi komentator laga Tiba-Tiba Tenis, ternyata ada beberapa petenis perempuan yang namanya layak diperhitungkan, lho.
Siapa mereka? Untuk mengetahui sosok dan profil singkat mereka, simak uraiannya berikut ini seperti dirangkum PARAPUAN dari berbagai sumber!
1. Yayuk Basuki
Mengutip Tribun Style, Yayuk Basuki memiliki nama asli Nany Rahayu. Ia lahir di Yogyakarta pada 30 November 1970.
Yayuk memulai karier profesional sebagai atlet tenis pada 1990, dan setahun kemudian menjadi petenis Indonesia pertama yang menjuarai turnamen.
Baca Juga: Sri Mulyani: Perempuan Indonesia Bisa Jadikan Tranformasi Digital Sebagai Kesempatan
Selama berkarier, Yayuk Basuki tercatat telah mengantongi enam gelar tunggal dan sembilan gelar juara dari pertandingan ganda.
Prestasi terbaik yang pernah ditorehkannya adalah mencapai babak perempat final di turnamen Wimbledon, London, pada 1997.
Yayuk Basuki sendiri pensiun sebagai pemain tunggal petenis perempuan Indonesia pada tahun 2004.
Meski begitu, ia masih bermain di ajang ganda dan baru berhenti sepenuhnya pada 2013.
Setahun kemudian pada 2014, Yayuk Basuki terjun ke politik dan sempat menjadi anggota legislatif di DPR RI periode 2014-2019.
Petenis perempuan Indonesia kedua yang dianggap sebagai legenda adalah Angelique Widjaja.
Petenis kelahiran 12 Desember 1984 ini dinilai sangat berbakat dan langganan juara di berbagai turnamen lokal.
Baca Juga: Ada Sri Mulyani, Ini 3 Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia dari Indonesia
Melansir Kompas.com, ia mulai bertanding di ajang berskala internasional sejak usia 14 tahun.
Kariernya melejit usai menjadi petenis Indonesia pertama dan termuda yang menjuarai ajang Wimbledon Junior pada 2001.
Saat Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Women's Tennis Association Tour di Bali, Angie menjadi pemain termuda yang pernah memenangkan gelar tunggal.
Tak hanya di pertandingan tunggal, Angie juga menorehkan kesuksesannya dalam kompetisi ganda di tahun 2003-2004.
Sayangnya pada 2005, Angie sempat mengalami cedera lutut yang sempat membuatnya hiatus.
Meski sempat ikut beberapa pertandingan, tetapi cedera lututnya masih sering terasa nyeri hingga ia pun harus rela gantung raket pada tahun 2008 dan pensiun.
Berikutnya, ada Wynne Prakusya yang menjadi salah satu petenis perempuan Indonesia berprestasi.
Perempuan kelahiran 26 April 1981 ini memulai karier profesionalnya sebagai atlet tenis pada 1998.
Ada pun posisi tertinggi yang pernah dicapainya sepanjang karier, yaitu menempati peringkat ke-74 dunia pada Agustus 2002.
Wynne Prakusya merupakan sosok yang mendampingi tim petenis putri Indonesia di SEA Games 2023 Kamboja hingga meraih gelar juara.
Raihan emas itu adalah yang pertama kalinya setelah belasan tahun tidak mendapatkan juara.
Emas terakhir Indonesia di SEA Games untuk cabang olahraga tenis adalah yang diraih Wynne pada 2005 silam.
Wynne Prakusya masih aktif di dunia tenis hingga kini sebagai kapten dan pendamping tim.
Wah, keren-keren ya petenis perempuan Indonesia di atas Kawan Puan?
Baca Juga: Kick Andy Heroes 2022 Resmi Diumumkan, 3 Perempuan Inspiratif Raih Penghargaan
(*)