Bagaimana Cara Mengatur Ruang Bermain Anak? Psikolog Beri Tipsnya

Kinanti Nuke Mahardini - Rabu, 19 Juli 2023
Ilustrasi bermain bersama anak
Ilustrasi bermain bersama anak FatCamera

Parapuan.co - Mengatur ruang bermain anak bukan sesuatu yang mudah, Kawan Puan. 

Apalagi di masa pandemi beberapa tahun belakangan, ruang bermain anak sangat terbatas, mengingat anjuran untuk tetap di rumah saja. 

Saat bermain di rumah, muncul kekhawatiran kita sebagai orang tua yakni ruangan yang kotor.

Padahal bermain adalah hak anak, oleh karena itu orang tua memiliki kewajiban menciptakan tempat bermain yang nyaman dan aman. 

Pritta Tyas, M.Psi, Psikolog yang juga merupakan founder Bumi Nusantara Montessori & Parents Educator mengungkapkan pentingnya bermain bagi anak. 

Dalam acara 'Berani Main di Lantai' dari SoKlin Lantai pada 18 Juli kemarin, Pritta menjelaskan tentang bermain dan belajar bagi anak. 

"Belajar dan bermain pada anak pada dasarnya tidak berbeda. Pembeda biasanya datang dari orang tua, kalau menyusun puzzle bermain, kalau mengerjakan worksheet itu belajar. Padahal bermainnya anak itu bagian dari proses belajar," ujar Pritta. 

Dirinya kemudian menjelaskan tentang hands on learning pada anak yang berlaku sampai usia 8 tahun. 

Sampai usia 8 tahun, anak akan belajar tentang matematika jika ia memegang langsung balok atau kubus untuk disusun. 

Baca Juga: 5 Tips Merapikan Rumah yang Kerap Berantakan karena Ada Anak Balita

"Saat tangan anak atau badannya bergerak, ia akan lebih ingat dengan apa yang dipelajari," ujarnya. 

Pritta Tyas kemudian memberikan tips mengatur ruang bermain anak yang sebaiknya dilakukan orang tua. 

Menyimpan di Tempat yang Mudah Dijangkau

Menyimpan mainan anak sebaiknya di tempat yang ia bisa ambil, Kawan Puan. Kita bisa menyesuaikan tempat mainan dengan tinggi badannya agar ia bisa mengambil sendiri. 

Selain itu, usahakan untuk menyimpan di tempat yang tidak sulit untuk dibuka. 

"Jangan letakkan di tempat tertutup karena anak biasanya jadi susah ambil mainannya sendiri. Intinya menata mainan tidak harus sangat rapi, tetapi terorganisir dengan baik," ujar Pritta. 

Judul Terlihat dan Ada Sensory Play

Tidak kalah penting, kita harus meletakkan buku yang jadi salah satu media bermainnya dengan judul terlihat. 

Baca Juga: Ini Tempat Terbaik Pasang CCTV di Rumah dan Cara Pilih Angle Kamera

Kembali pada prinsip tidak terlalu rapi, anak justru lebih membutuhkan buku yang terlihat judulnya dibanding kerapian.

Untuk anak di bawah 5 tahun, sebaiknya tetap ada sensory play seperti dough atau slime untuk menstimulasi perkembangan otaknya. 

Sediakan Ruang di Tengah

Tak perlu luas, Pritta menyarankan ruang bermain anak terpenting ada space. Sebagai contoh, di ruangan itu banyak rak, maka di tengah rak harus tetap ada ruangan kosong untuk anak bermain dan bereksplorasi. 

Ruangan kosong di tengah merupakan bagian dari teknik floor time, anak di lantai selama 20 sampai 30 menit untuk bermain dan berinteraksi dengan orang tua. 

"Floor time dapat menstimulasi kekuatan otot-otot inti, kaki, lengan, dan punggung; melatih keterampilan motorik kasar dan halus, dan merangsang perkembangan sensorik yang melibatkan 7 sistem indera,” ujar Pritta. 

Campaign baru SoKlin lantai
Campaign baru SoKlin lantai PARAPUAN / Kinanti

Membiarkan anak bermain di lantai tidak perlu membuatmu khawatir, Kawan Puan. 

SoKlin Lantai telah menambahkan minyak esensial alami pada rangkaian produk SoKlin Lantai Sensasi Natural Essence.

Baca Juga: 5 Tips Merawat Tanaman Hias Gantung di Rumah, Termasuk Pencahayaan

Rangkaian SoKlin Lantai Sensasi Natural Essence memberikan perlindungan optimal bagi anak-anak dalam bereksplorasi di lantai, lantai higienis, bersih kesat dan wangi tahan lama hingga 8 jam.

"Bahan alami dan wanginya meningkatkan mood. Rumah bersih dan membuat betah di rumah sehingga dapat tercipta waktu yang berkualitas dan bonding yang erat dengan keluarga," ujar Zahratun Mutmainah selaku Brand Manager SoKlin Lantai Sensasi Natural Essence. 

(*)

Sumber: liputan
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini


REKOMENDASI HARI INI

Kurikulum Merdeka Beri Literasi Finansial untuk Siswa, Bagaimana Aplikasinya?