Parapuan.co – Setiap anak pasti memiliki minat dan bakat yang berbeda-beda.
Untuk itu, sebagai orang tua, Kawan Puan harus mengembangkan bakat anak sesuai dengan minatnya.
Jika merasa masih bingung anak memiliki sifat dan minat bakat dalam hal apa, Kawan Puan dapat memperhatikan kebiasaan anak.
Selain itu, kamu juga bisa melakukan analisis bakat anak dengan metode-metode baru kekinian, salah satunya dengan tes sidik jari atau fingerprint analysis.
Ini bisa menjadi langkah awal untuk mengembangkan potensi kecerdasan anak dengan mengenali bakat dan gaya belajarnya.
Jadi orang tua bisa mengajak anak untuk melakukan analisis sidik jari.
Mengutip dari Kompas.com, analisis sidik jari adalah sebuah metode pengukuran dengan pemindaian (scanning) sidik jari anak untuk mengetahui gaya bekerja otak yang paling dominan dalam kaitannya dengan potensi, motivasi, karakter, dan gaya belajar anak.
"Penggunaan alat tes dimaksudkan untuk membantu para orang tua lebih mudah dalam memahami potensi tersebut. Dengan mengenali bakat anak lebih dini, orangtua lebih mudah dalam memberikan stimulus dan pengarahan yang tepat," kata Andrian Benny Hidayat, Direktur PsychoBiometric Research Lab R&D Talent Spectrum.
"Setiap anak punya bakat, dengan mengenalinya, ini bisa bisa jadi modal awal dalam meraih cita-cita anak," paparnya.
Baca Juga: Psikolog Ungkap Kunci Ekspresi Diri Melalui Bakat dan Ketekunan Anak
Andrian menegaskan, analisis sidik jari bukanlah sebuah ramalan karena didasari oleh penelitian dan metode alamiah. Analisa ini juga bukan alat vonis, alat ukur kecerdasan, maupun alat pembanding.
Para ahli di bidang ilmu dermatoglyphics (ilmu yang mempelajari pola sidik jari) dan kalangan neuro-anatomi (kedokteran anatomi tubuh) telah menemukan fakta bahwa pola sidik jari bersifat genetis dan telah muncul ketika janin dalam kandungan.
Pola guratan-guratan kulit pada sidik jari, yang dikenal sebagai garis epidermal, ternyata memiliki korelasi dengan sistem hormon pertumbuhan pada sel otak yang sama dengan faktor garis epidermal.
Pada dasarnya metode analisis sidik jari hanya menginterpretasikan potensi dalam diri seorang anak, sedangkan pencapaian hasil kemampuan kecerdasan anak lebih dipengaruhi oleh usaha yang dilakukan oleh anak dengan dukungan dari orangtua, guru, dan lingkungannya.
"Dengan memahami potensi bakat anak, orang tua dapat mengetahui cara terbaik yang dapat dilakukan anak dalam belajar. Selain itu, bakat anak yang menonjol juga dapat dikembangkan dengan tenaga dan biaya, serta dalam waktu yang lebih efisien," papar Andrian.
Dalam rangka memperingat Hari Anak Nasional 2023 dan Puncak Hari Bhakti Adhayksa ke-63, Persatuan Jaksa Indonesia (PERSAJA) menggelar Seminar Potensi Anak dengan tema “Sadari Potensi Diri, Siap Menyongsong Masa Depan” Bhakti Persaja Untuk Negeri yang diikuti oleh 600 pelajar SMA dan SMK se-DKI Jakarta.
Kegiatan yang digelar pada 23 Juli 2023 bertempat di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki ini dihadiri oleh Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Kepala Kejaksaan Tinggi, Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi, dan dibuka oleh Dr. Amir Yanto selaku Jaksa Agung Muda Intelijen (JAM-Intelijen), melibatkan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, BUMN, dan BUMD.
Untuk mengetahui potensi, minat, dan bakat yang dimiliki anak-anak, sebelumnya sudah dilaksanakan tes sidik jari atau fingerprint analysis di 6 lokasi berbeda yang melibatkan 600 pelajar se-DKI Jakarta, bekerja sama dengan Life Design Clinic dan Teknologi Cakra Internasional.
Penyampaian materi seminar diberikan oleh Dr.Yovi Yoanita dengan tema ‘Menjadi Generasi Hebat di Era 4.0’, penjelasan report fingerprint analysis oleh ben Adrian, pembekalan oleh Dr. Reda Manthovani (Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta) dengan tema ‘Pikiran Adalah Pelopor Untuk Menggapai Cita-Cita’.
Baca Juga: Orang Tua Harus Tahu, Ini Perbedaan Minat dan Bakat pada Anak
Selain pelaksanaan seminar, terdapat juga pameran lukisan karya siswa-siswi SMA/SMK se-DKI Jakarta dan pameran dari STIH Adhyaksa yang diprakarsai oleh Yayasan Karya Bhakti Adhyaksa. Serta diramaikan oleh penampilan stand up comedy oleh Dany Aditya, paduan suara oleh siswa-siswi SMP St. Ursula, serta pagelaran seni dan tari-tarian dari para siswa SMA dan SMK.
Dr. Reda Manthovani, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta mengatakan Persaja sebagai organisasi profesi Jaksa ingin menunjukkan kiprahnya melalui kegiatan-kegiatan sosial yang memberikan manfaat bagi masyarakat sekaligus membentuk generasi muda yang berkualitas dan berkarakter.
Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui pelaksanaan tes sidik jari yang diikuti oleh 600 pelajar SMA dan SMK berprestasi di wilayah DKI Jakarta sehingga para siswa tersebut dapat mengetahui potensi kecerdasan serta minat dan bakat yang mereka miliki.
“Generasi muda merupakan asset bangsa, dengan mengetahui potensi yang dimiliki maka bisa menjadi acuan bagi mereka untuk mengembangkan bakat dominannya yang sesuai dengan potensi yang dimiliki sehingga dapat menjadi generasi yang lebih berkualitas dan berkarakter demi mendukung tercapainya potensi Indonesia Emas 2045,” ujarnya, di sela Seminar Potensi Anak, Minggu (23/7/2023), seperti dikutip dari rilis yang diterima PARAPUAN.
Sementara itu, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengapresiasi penyelenggaraan seminar potensi anak tersebut.
Dia pun mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama memberikan perhatian dan dukungan yang optimal untuk tumbuh kembang anak-anak Indonesia.
“Bersama-sama kita ciptakan landasan koko bagi masa depan yang gemilang anak bangsa,” tuturnya saat memberikan kata sambutan.
Heru Budi optimistis para siswa dan siswi dapat meraih potensi emas pada tahun 2045.
Keyakinan ini berangkat setelah dirinya melihat begitu banyak hasil karya pelajar Indonesia yang sangat menarik, bahkan dirinya pun sempat membeli beberapa karya lukisan pelajar yang dipamerkan dalam perhelatan tersebut.
Baca Juga: Gali Bakat Anak untuk Dukung Meraih Mimpi, Ini Saran Psikolog Anak
“Saya berharap kegiatan ini bisa menjadi ladang inspirasi untuk terus berjuang menciptkan generasi emas Indonesia yang unggul dan berkualitas,” ungkapnya.
Dr. Yovi Yoanita selaku Founder dari YClinic dan Life Design Clinic menjelaskan Fingerprint Analysis merupakan analisis sidik jari untuk mengungkapkan potensi genetik dalam diri seseorang, mulai dari bakat, kecerdasan, perilaku, karakter, dan motivasi.
Menurutnya, fingerprint analysis tidak hanya dapat digunakan oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Melalui metode tersebut maka dapat mengetahui kelebihan potensi sang anak yang sudah ada sejak lahir.
"Fingerprint Analysis sangat penting untuk mengetahui potensi anak karena lebih akurat dalam menemukan potensi yang sifatnya bawaan lahir atau genetik," jelas dr Yovi yang juga merupakan praktisi nutrisi, anti aging, wellness, serta mental health tersebut.
Pasalnya, fingerprint yang menggunakan data biometrik memiliki validitas dan reliabilitas yang lebih tinggi untuk melihat potensi genetik ini.
Kelebihan potensi bawaan lahir atau genetik ini adalah potensi dasar yang sifatnya original, dan tidak akan berubah sepanjang hayat.
Dengan melakukan proses fingerprint, seseorang juga dapat lebih percaya diri dan memudahkannya dalam memilih sekolah serta karier di masa depan sedangkan bagi orang tua akan bisa lebih mengenal potensi anak, baik itu soft skill maupun hardskill yang penting terutama di era 4.0 saat ini
Sementara itu, CEO Teknologi Cakra Internasional Ranny Fardiany mengatakan untuk membantu seluruh masyarakat Indonesia menggali dan mengetahui lebih jauh mengenai potensi diri yang dimiliki, pihaknya menghadirkan platform pegembangan potensi diri berbasis genetik yakni berupa fingerprint analysis melalui lifedesignclinc.id.
"Di dalam platform tersebut, terdapat fitur booking dan jadwal yang up to date bagi para customer yang ingin melakukan analisis biometrik sidik jari untuk mengetahui minat, bakat, karakter, jurusan, dan karier yang cocok untuk kesuksesan di masa depan," jelasnya.
Founder Teknologi Cakra Internasional dan Life Design Clinic Maya Miranda Ambarsari berharap melalui kegiatan ini dapat membangun dan membentuk generasi muda yang berkualitas sehingga pada akhirnya dapat mencapai Indonesia yang lebih gemilang di masa mendatang.
"Anak muda harus lebih kreatif dan adaptif sehingga mereka memiliki daya saing yang kuat sebagai generasi penerus bangsa dan negara," ujar perempuan pengusaha yang juga merupakan salah satu Pendiri STIH Adhyaksa ini.
Baca Juga: Mengenal Expert Generalist, Berpengetahuan Luas dan Mampu Beradaptasi di Kondisi yang Tak Pasti
(*)