Jelang Pemilu 2024, Ini yang Perlu Perempuan Tahu tentang Safari Politik

Arintha Widya - Jumat, 28 Juli 2023
Jelang Pemilu 2024, ini yang perlu pemilih perempuan tahu soal safari politik
Jelang Pemilu 2024, ini yang perlu pemilih perempuan tahu soal safari politik Freepik

Parapuan.co - Kawan Puan yang mengikuti berbagai topik mengenai Pemilu 2024 mungkin tahu soal safari politik yang dilakukan sejumlah politisi.

Selain para kandidat calon presiden seperti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, safari politik juga dilakukan oleh Puan Maharani.

Puan Maharani melakukan safari politik sebagai bagian dari Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan atau PDI-P.

Melihat aksi para politisi tersebut, rasanya Kawan Puan sebagai perempuan memilih di Pemilu 2024 perlu tahu tentang apa itu safari politik dan tujuannya.

Selain itu, perempuan memilih juga harus paham bedanya safari politik dengan kampanye menjelang Pemilu 2024 mendatang. Yuk, simak!

Apa Itu Safari Politik

Safari politik terdiri atas dua kata yang masing-masing mempunyai makna berbeda.

Menurut KBBI, safari adalah perjalanan atau petualangan jarak jauh dalam suatu kegiatan ekspedisi (penyelidikan, penelitian, wisata, dan sebagainya).

Sedangkan politik berarti pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau pemerintahan, kebijakan, dan segala urusan mengenai pemerintahan negara.

Baca Juga: Tak Cuma Pemilih, Ini Bentuk-Bentuk Keterlibatan Perempuan di Pemilu 2024

Bila digabungkan, safari politik bisa dimaknai sebagai suatu kegiatan perjalanan jarak jauh di mana politisi mensosialisasikan tentang pengetahuan ketatanegaraannya.

Dalam hal Pemilu 2024, safari politik yang dilakukan para politisi bisa berarti kegiatan kunjungan ke rekan politik, partai, atau suatu daerah untuk menyampaikan atau mensosialisasikan segala sesuatu terkait politik.

Tujuan Safari Politik

Saat melakukan safari politik, tujuan dari para politisi bukan sekadar bersosialisasi atau mengenalkan dirinya ke publik.

Tujuan safari politik bisa beragam, bergantung pada siapa, dari partai mana, dan apa visi dan misinya.

Misalnya seperti melansir Kompas.com, Puan Maharani melakukan safari politik dengan mengunjungi ketua-ketua umum partai.

Terbaru pada Kamis, (27/7/2023), Puan mengunjungi Airlangga Hartanto selaku Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar dan Muhaimin Iskandar Ketum PKB (Partai Kebangkitan Bangsa).

Tak ada yang tahu tujuan safari politik para politisi, tetapi bila mencalonkan diri sebagai presiden, tujuannya bisa saja untuk mendapatkan dukungan dan mencari koalisi.

Perbedaan Safari Politik dengan Kampanye

Baca Juga: Ini Platform AI yang Bantu Caleg Perempuan Menangkan Pemilu 2024

Dari keterangan di atas, tujuan safari politik bisa dibilang hampir mirip dengan kampanye karena sama-sama membawa misi sosialisasi.

Lantas, apa bedanya safari dengan kampanye politik? Sebelum mengetahui perbedaannya, pahami dulu apa itu kampanye politik.

Pengertian dan segala ketentuan terkait pemilu kampanye tercantum dalam Peraturan KPU (PKPU) Nomor 23 Tahun 2018.

Menurut PKPU, kampanye adalah kegiatan Peserta Pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu untuk meyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi, misi, program, dan/atau citra diri Peserta Pemilu.

Selama pelaksanaannya, kampanye harus dilakukan dengan jujur, terbuka, dan dialogis.

Kegiatan kampanye dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam memilih wakil rakyat dan/atau calon presiden dan wakil presiden dalam pemilu.

Oleh sebab itu, pelaksanaan kampanye juga harus menerapkan prinsip-prinsip seperti mandiri, jujur, adil, berkepastian hukum, tertib, kepentingan umum, terbuka, proporsional, profesional, akuntabel, efektif, efisien, dan aksesibilitas.

Itulah tadi pengertian safari politik, tujuannya, hingga bedanya dengan kampanye.

Mudah-mudahan menambah wawasan dan membantu Kawan Puan untuk jadi perempuan memilih dalam Pemilu 2024 mendatang, ya.

Baca Juga: Caleg Perempuan Wajib Tahu, Jadwal Kampanye Pemilu 2024 hingga Masa Tenang

(*)

Sumber: Kompas.com,KPU
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja