Biaya tersebut untuk inventaris awal, biaya lisensi dan perizinan, perlengkapan kantor, dan aset jangka panjang seperti mesin, kendaraan, toko, dan lain-lain.
Kemudian, hitung juga biaya berulang yang mencakup gaji, sewa, bahan baku, pemasaran, biaya operasional kantor dan pabrik, pemeliharaan, dan sebagainya.
2. Hitung Sumber Daya Keuangan
Setelah kedua jenis pengeluaran di atas dihitung, selanjutnya total jumlah sumber daya keuangan yang kamu miliki.
Kemudian, perkirakan modal awal yang tersedia dan pendapatan bulanan selama periode awal.
Untuk memperkirakan pendapatan, lakukan analisis pasar dan industri supaya angka yang dihasilkan realistis.
Setelah itu, gabungkan proyeksi sumber daya keuangan dengan pengeluaran dalam satu laporan keuangan.
Dari perhitungan itu, kamu bisa melihat apakah terdapat kekurangan dana atau tidak.
Apabila dana hasil penghitungan tadi ternyata tidak mencukupi, ada beberapa opsi untuk mengatasinya.
Baca Juga: Catat 6 Cara Mengatur Keuangan untuk Menambah Jumlah Tabungan