Pasalnya, body checking yang berlebihan bisa menimbulkan banyak gangguan mulai dari gangguan makan hingga kesehatan mental lain.
Seseorang mungkin merasa depresi saat berat timbangannya naik, atau bentuk tubuhnya berubah, sehingga body checking yang berlebihan dianggap berbahaya.
Membahas soal body checking secara umum, ternyata body checking ini juga dilakukan dalam proses seleksi ajang kecantikan atau beauty pageant.
Hal itu dijelaskan pula oleh fotografer Riomotret dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Senin (7/8/2023).
Menurutnya, body checking di sebuah ajang kecantikan memang wajar, namun bukan berarti boleh seenaknya.
"Di sebuah kontes kecantikan, body checking itu wajar. Tapi setahu saya di ajang lain itu dilakukan di ruangan tertutup rapat," terang Rio.
Rio menambahkan, body checking juga harusnya dilakukan oleh pihak yang memang kompeten, bukan di depan banya orang.
"Dilakukan oleh orang yang kompeten dan sesama jenis, misalnya orang medis dan jenis kelamin sama, dan tidak dilakukan ramai-ramai," imbuhnya.
Terkait tujuan dari body checking sendiri, Rio menyebut aktivitas ini harusnya hanya untuk melihat apakah ada bagian tertentu yang cacat atau luka.
"Sebenarnya di pageant itu body checking untuk melihat apakah ada bagian-bagian tertentu yang cacat atau luka yang bisa ditutup dengan foundation atau apa," pungkasnya.
Baca Juga: Ramai Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Finalis Miss Universe Indonesia, Begini Kronologinya
(*)