Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
McDaniel dalam uraiannya menyebutkan: Ponsel dan berbagai gadget telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern.
Ponsel menjadi perangkat yang selalu aktif dan terhubung. Juga di saat tidur!
Penggunaan ponsel telah menjadi lebih dari sekadar gaya hidup. Masyarakat modern tidak bisa hidup tanpanya dan menciptakan ketergantungan emosional yang kuat terhadap perangkat tersebut (McDaniel, 2015: 2).
Dari riset McDaniel ditemukan bahwa utamanya technoference terjadi karena jumlah waktu yang dihabiskan untuk mengakses internet via ponsel lebih tinggi daripada jumlah waktu yang digunakan untuk bercengkrama bersama pasangan atau keluarga.
Namun hal yang lebih membahayakan adalah emosi dari pengguna yang merasa lebih diterima dalam sosialisasi di dunia maya, ketimbang membangun kualitas hubungan di dunia nyata.
Sebagai contoh, seseorang bisa merasa bahagia saat mendapat likes dan comment di unggahan Instagram-nya, tetapi tidak lagi menganggap penting apresiasi di dunia nyata.
Bagi para orang tua, masalah tersebut tak bisa diatasi hanya dengan mengurangi waktu penggunaan gadget pada anak.
Jika anak lebih merasa diapresiasi di dunia maya, bukankah wajar jika mereka lebih banyak bergaul dengan handphone atau gadget-nya?
Meski tidak dibenarkan, tetapi alangkah baiknya jika para orang tua mengevaluasi diri, mengapa anak-anaknya lebih sering menggunakan ponselnya di meja makan, bahkan saat berbincang-bincang.
Baca Juga: Perlu Dipantau, Begini Cara Tetapkan Batasan Screen Time untuk Anak