Parapuan.co - Penggunaan aplikasi kencan online kini kembali menimbulkan keresahan, terlebih maraknya kasus penipuan yang merugikan korbannya hingga miliran rupiah.
Sontak kejadian ini seakan mengingatkan kembali tentang film The Tinder Swindler yang pernah naik daun pada 2022.
Rupanya, kasus penipuan berbasis aplikasi kencan online ini juga terjadi di Indonesia.
Melansir dari Kompas.com, berikut PARAPUAN merangkum informasi lengkapnya.
Gunakan Aplikasi Kencan Coffee Meets Bagel
Salah satu korban penipuan di aplikasi kencan online yakni DH (41) mengaku menggunakan dating apps bernama Coffee Meets Bagel.
Tak tanggung-tanggung, ia bahkan menjadi anggota premium dengan membayar Rp300.000 setiap bulannya.
Di aplikasi tersebut DH mengaku berkenalan dengan laki-laki yang mengaku bernama Andrew, WNA keturunan Chinese-Malaysian.
Awalnya, percakapan DH dan Andrew hanya sebatas mengenal satu sama lain. Lanjut pada akhirnya keduanya cocok karena memiliki latar belakang yang sama.
Baca Juga: Pentingnya Ruang Aman dalam Penggunaan Aplikasi Kencan Online
Andrew mengaku bahwa dirinya seorang auditor. Awalnya DH curiga namun ia mulai percaya setelah memberikan pertanyaan terkait pajak di Malaysia.
“Aku ngetes dia. Aku tanya soal pajak di Malaysia, kalau lapor pajak ke mana, dan sebagainya, ternyata jawaban dia betul semua. Jadi, aku percaya bahwa background dia auditor,” ujar DH.
Seiring berjalannya waktu, hubungan keduanya semakin dekat hingga Andrew menjalankan aksinya.
Modus Penipuan
Perlahan, pelaku meminta DH untuk mengikuti bisnis jual beli melalui sebuah website.
Di sana, DH berperan sebagai dropshipper dan diminta membeli barang-barang melalui website tersebut seperti meja, kursi, hingga lampu hias. Pembelian barang ini dilakukan dengan menggunakan transaksi dolar.
"Saya top up (isi saldo ke aplikasi) sesuai dengan barang-barang yang saya pilih. Pelaku bilangnya, setiap barang kita yang laku terjual, kita dapat untung 10 persen. Dia juga ngaku sudah untung besar dari bisnis ini,” ujar DH.
Meski sempat menolak, DH mulai percaya terlebih pelaku mengatakan bahwa situs e-commerce tersebut cukup besar di China. Andrew juga mengatakan bahwa bisnis menjadi salah fondasi penting jika mereka berumah tangga.
Baca Juga: 5 Fakta Tinder Swindler Indonesia yang Viral di Twitter, Korban Lebih dari Satu
“Dia bilang enggak mau rumah tangga kami nanti kenapa-kenapa. Makanya, butuh bisnis biar kami dan anak-anak kami enggak kesusahan. Wah, pokoknya manipulatif banget deh, sehingga saya akhirnya ikuti dia dan top up,” jelasnya lagi.
Berdasarkan keterangannya, DH sudah mengeluarkan uang mencapai Rp20 juta dalam kurs dolar AS.
Mulai curiga, DH pun meminta tetangganya yang merupakan pekerja IT untuk melacak.
Benar saja, situs jual beli daring itu ternyata fiktif dan baru dibuat beberapa bulan lalu.
Artinya, tindakan yang dilakukan oleh pelaku ini diduga kuat merupakan modus operandi pelaku untuk mendapatkan keuntungan.
Meski dirugikan, DH lebih memilih ikhlas dan mengakhiri komunikasinya dengan pelaku.
Korban Mencapai 27 Orang
CA (39) juga mengaku mengalami penipuan dengan modus yang sama. Tidak main-main, ia kehilangan Rp900 juta dalam kurs dolar AS dari kejadian ini.
CA juga harus melakukan proses jual beli di sebuah situs fiktif.
“Padahal, ternyata pesanan-pesanan itu dibikin si pelaku sendiri. Kami dipaksa seolah-olah tokonya ramai sehingga mindset sebagai pedagang, ya tambah modal terus, bukan menarik keuntungan. Eh, ternyata, buntung,” ujar CA yang berprofesi sebagai dokter ini.
NA (30) menambahkan bahwa sejauh ini sudah ada 27 orang yang menjadi korban.
Jika ditotal, kerugian para korban bisa mencapai lebih dari Rp3 miliar.
Para korban penipuan di aplikasi kencan online ini juga telah melaporkan kasus tersebut ke Polda Metro Jaya pada Rabu, (19/7/2023).
NA menyebut bahwa jangan ada lagi perempuan di Indonesia yang menjadi korban penipuan ini.
“Kalau uang mungkin susah kembali ya. Meski saya ada keinginan agar pelaku ditangkap. Tapi yang lebih penting, jangan ada lagi wanita Indonesia yang jadi korban,” pungkasnya.
Baca Juga: Simon Leviev, Penipu dalam Aplikasi Kencan Telah Dibanned Tinder
(*)