Parapuan.co - Media sosial belakangan dihebohkan dengan aksi seorang remaja perempuan yang berjalan merangkak sambil menjajakan dagangannya.
Remaja perempuan yang bernama Cyntya ini terlihat menjual rempeyek yang dikalungkan dilehernya.
Meski pun dengan keterbatarasan yang dimiliki, Cyntya begitu bersemangat dalam berjualan.
Ia bahkan selalu memberikan raut wajah ceria yang tidak ingin dikasihani.
Rupanya, ada alasan di balik kondisi Cyntya. Ia divonis mengidap penyakit Spastic Diplegia Cerebral Palsy.
Berkaca dari apa yang dialami oleh Cyntya, apa sebenarnya Spastic Diplegia Cerebral Palsy?
Apa perbedaannya dengan Celebral Palsy pada umumnya?
Secara garis besar, kondisi yang dialami oleh Cyntya ini menyebabkan anggota tubuh bagian bawah temasuk kaki menjadi kaku dan tidak dapat bergerak.
Lebih lengkapnya, berikut hal yang perlu kamu ketahui tentang Spastic Diplegia Cerebral Palsy.
Baca Juga: Mengenal Cerebral Palsy, Kondisi yang Dikaitkan dengan Ganja Medis
Penjelesan Spastic Diplegia Cerebral Palsy
Melansir dari laman Cerebral Palsy Guidance, Spastic Diplegia Cerebral Palsy (SDCP) adalah gangguan sistem gerak yang menyebabkan kekuatan pada kaki penderitanya tidak bisa berjalan.
Terkadang, kondisi ini juga menyerang lengan seseorang.
Kondisi inilah yang akhirnya membuat penderita SDCP sulit berjalan dan hanya bisa merangkak.
Spastic Diplegia Cerebral Palsy umumnya disebabkan karena kerusakan pada korteks motorik otak.
Gejala Spastic Diplegia Cerebral Palsy
Ada berbagai gejala yang ditujunkkan ketika seseorang mengidap Spastic Diplegia Cerebral Palsy seperti:
- Kaki tidak bisa bergerak
Baca Juga: Membesarkan Anak dengan Cerebral Palsy, Apa Saja yang Perlu Diperhatikan?
- Otot kaku
- Perkembangan motorik yang terlambat.
Apa Penyebab Spastic Diplegia Cerebral Palsy?
Seperti jenis Celebral Palsy lainnya, Spastic Diplegia Cerebral Palsy disebabkan oleh kerusakan otak.
Kerusakan ini bisa terjadi sebelum, selamah, atau bahkan setelah kelahiran.
Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), bayi yang lahir prematur dan berat badan lahir rendah mempunyai risiko tinggi terkena Cerebral Palsy.
Penyebab lain mengapa bayi bisa mengalami Spastic Diplegia Cerebral Palsy yakni:
- Ketidakcocokan Rh
- Ibu hamil yang mengalami kejang
- Paparan ibu terhadap zat beracun
- Stroke intrauterin
- Penyakit kuning yang parah atau tidak diobati
- Infeksi neonatal, seperti meningitis.
Mereka yang mengalami SDCP harus melakukan terapi fisik secara rutin.
Terapi fisik ini dapat membantu mengendurkan otot-otot yang kaku, meningkatkan penyembuhan dan kesehatan fisik, dan membantu mengatasi masalah keseimbangan dan postur tubuh.
Baca Juga: Bukan Memarahi, Berikut Strategi Disiplin untuk Anak Cerebral Palsy
(*)