Cairan yang dipakai untuk filler pun berbeda, mulai dari asam hialuronat hingga polimetilmetakrilat (PMMA).
Bahan tersebut berpengaruh pada berapa lamanya filler bertahan, oleh sebab itu tanyakan di klinik kecantikan ya.
Hendaknya diketahui pula, bahwa dalam beberapa kasus, dokter kulit kosmetik menggunakan lemak dari tubuh.
Dalam beberapa kasus, dokter kulit kosmetik akan menggunakan lemak dari tubuh pasien untuk menutupi kerutan, langkah ini disebut dengan autologus fat grafting.
Komplikasi jangka pendek dari filler sendiri seperti nyeri, bengkak, memar, mati rasal gatal, hingga infeksi.
Di mana infeksi yang jika tidak diobati, dapat menyebabkan masalah yang lebih serius seperti kematian jaringan (nekrosis)
Tak hanya itu saja, bisa juga terjadi komplikasi jangka panjang sebagian besar bersifat estetika seperti benjolan, tonjolan, atau asimetri wajah karena distribusi filler yang buruk dan keruskan kulit serta jaringan parut.
Sebagai pengingat, botoks dan filler dianggap sebagai prosedur yang aman dengan kurang dari satu persen pasien mengalami efek samping yang signifikan.
Meski begitu, alangkah baiknya untuk mempertimbangkan lebih lanjut sebelum mencoba berbagai prosedur kosmetik.
Baca Juga: Tak Hanya untuk Kulit, Ini Penjelasan Mengenai Treatment Hair Botox
(*)