Parapuan.co - Belum lama ini, artis muda Fuji An membagikan kabar kurang menyenangkan soal kesehatannya.
Melalui unggahan di Instagram pribadinya, adik ipar mendiang Vanessa Angel mengungkapkan bahwa dirinya didiagnosis mengidap skoliosis.
Kondisi Fuji ini diungkapnya melalui unggahan di Instagram pada 1 Agustus 2023 lalu.
Dalam unggahannya, Fuji membagikan foto rontgen yang menunjukkan kondisi tulangnya yang miring. "Namanya juga hidup, kadang lurus kadang miring," tulis Fuji di Instagramnya.
Lalu apa itu sebenarnya penyakit skoliosis seperti yang dialami pemilik nama lengkap Fujianti Utami Putri ini?
Skoliosis adalah suatu kelainan pada tulang belakang di mana tulang melengkung ke samping secara tidak normal.
“Alhamdulillah baik (skoliosis). Aku juga sudah bukan usia pertumbuhan, jadi sudah enggak naik tingginya, aman kalaupun enggak operasi,” kata Fuji saat ditemui di Polres Metro Jakarta Barat, Selasa (5/9/2023), seperti dikutip dari Kompas.com.
Fuji mengatakan, awal dia merasakan skoliosis karena tak bisa duduk dalam waktu lama. “Berasa pegal kalau duduk 30 menit tuh enggak nyaman, jadi harus gerak terus. Kalau duduk badannya miring, kalau pake dress ketat itu kelihatan miring,” terang Fuji.
Baca Juga: Denise Eks SECRET NUMBER Alami Skoliosis, Kenali Gejala dan Penyebabnya pada Orang Dewasa
Berkaca dari Fuji, berikut ini PARAPUAN rangkum mengenai penyebab dan gejala skoliosis yang dialami Fuji.
Menurut American Association of Neurological Surgeons, skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang melengkung ke samping. Hal ini paling sering didiagnosis pada masa kanak-kanak atau remaja awal.
Kurva normal tulang belakang terjadi di daerah serviks, toraks, dan lumbal pada bidang yang disebut bidang “sagital”.
Kurva alami ini memposisikan kepala di atas panggul dan berfungsi sebagai peredam kejut untuk mendistribusikan tekanan mekanis selama gerakan.
Skoliosis sering kali didefinisikan sebagai kelengkungan tulang belakang pada bidang “koronal” (frontal). Meskipun derajat kelengkungan diukur pada bidang koronal, skoliosis sebenarnya merupakan masalah tiga dimensi yang lebih kompleks yang melibatkan bidang-bidang berikut:
- Bidang koronal
- Bidang sagital
- Bidang aksial
Skoliosis dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi: idiopatik, kongenital, atau neuromuskular.
Skoliosis idiopatik ditegakkan diagnosisnya ketika semua penyebab lain telah dikesampingkan dan mencakup sekitar 80 persen dari seluruh kasus.
Skoliosis idiopatik remaja adalah jenis skoliosis yang paling umum dan biasanya didiagnosis selama masa pubertas.
Skoliosis kongenital terjadi akibat malformasi embriologis pada satu atau lebih tulang belakang dan dapat terjadi di lokasi mana pun pada tulang belakang.
Kelainan tulang belakang menyebabkan kelengkungan dan kelainan bentuk tulang belakang lainnya karena salah satu area tulang belakang memanjang lebih lambat dibandingkan area lainnya.
Geometri dan lokasi kelainan menentukan tingkat perkembangan skoliosis seiring dengan pertumbuhan anak. Karena kelainan ini sudah ada sejak lahir, skoliosis kongenital biasanya terdeteksi pada usia lebih muda dibandingkan skoliosis idiopatik.
Skoliosis neuromuskular mencakup skoliosis sekunder akibat penyakit neurologis atau otot. Ini termasuk skoliosis yang berhubungan dengan palsi serebral, trauma sumsum tulang belakang, distrofi otot, atrofi otot tulang belakang, dan spina bifida.
Skoliosis jenis ini umumnya berkembang lebih cepat dibandingkan skoliosis idiopatik dan sering kali memerlukan penanganan bedah.
Gejala Skoliosis
Skoliosis biasanya terlihat sejak bayi atau remaja. Gejalanya berbeda-beda tergantung usia orangnya.
Gejala pada Remaja
Bentuk skoliosis yang paling umum muncul pada masa remaja dan dikenal sebagai skoliosis idiopatik remaja. Ini dapat menyerang orang berusia antara 10 dan 18 tahun.
Mengutip dari Medical News Today, gejalanya bisa berupa hal berikut:
- Kepala mungkin tampak agak melenceng dari tengah.
- Tulang rusuk di setiap sisi mungkin memiliki ketinggian yang sedikit berbeda.
- Satu pinggul mungkin lebih menonjol dibandingkan pinggul lainnya.
- Pakaian mungkin tidak menggantung secara merata.
- Satu bahu atau tulang belikat mungkin lebih tinggi dari yang lain.
- Orang tersebut mungkin bersandar ke satu sisi.
- Panjang kakinya mungkin sedikit berbeda.
Beberapa jenis skoliosis dapat menyebabkan nyeri punggung, namun biasanya tidak terlalu nyeri. Gejala ini lebih sering terjadi pada orang dewasa lanjut usia.
Gejala pada Bayi
Pada bayi, gejalanya bisa berupa:
- Tonjolan di satu sisi dada
- Konsisten berbaring dengan tubuh melengkung ke satu sisi
- Dalam kasus yang parah, masalah pada jantung dan paru-paru, menyebabkan sesak napas dan nyeri dada
Jika bayi tidak mendapat pengobatan skoliosis, ia akan lebih berisiko mengalami masalah di kemudian hari, seperti gangguan fungsi jantung dan paru-paru.
Nah, itu dia beberapa penyebab dan gejala skoliosis yang perlu diwasapadai. Jangan diabaikan ya, Kawan Puan. Segera hubungi dokter jika melihat tanda-tanda tersebut pada anak atau kerabatmu.
Baca Juga: 5 Jenis Olahraga yang Cocok bagi Pengidap Skoliosis, Coba Berenang
(*)