Sebab, hal ini dapat mengarah pada kesetaraan gender yang memang tengah lama digaungkan.
Namun, pada dasarnya mendidik anak laki-laki agar tidak menjadi dusty son adalah berarti mengajarkan anak berbagai keterampilan domestik terlepas apa pun gender mereka.
Dan terlepas dari itu, dengan mengajarkan anak laki-laki pekerjaan domestik yang pernah identik dengan perempuan, membuat mereka punya pandangan berbeda.
Anak laki-laki jadi dapat bersikap baik terhadap perempuan yang melakukan pekerjaan domestik, dan tidak memandang sebelah mata.
Hal lain yang menjadi fokus dari pengasuhan semacam ini adalah, orang tua dapat memberi tahu pada anak laki-laki mereka bahwa tidak apa-apa untuk menangis.
Menangis bukanlah emosi yang hanya dirasakan anak perempuan, tetapi semua orang, bahkan oleh orang dewasa sekali pun.
Kurang lebih, itulah makna di balik istilah dusty son yang populer usai diunggah oleh Payal Desai di TikTok.
Semoga informasi di atas menambah wawasan Kawan Puan, ya.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka : Mengajarkan Anak Kesetaraan Gender
(*)