Parapuan.co - Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) telah sukses diselenggarakan oleh Indonesia Fashion Chamber (IFC) pada 2 September 2023 di ajang Paris Front Row, Prancis.
Didukung oleh Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia Paris, IN2MOTIONFEST tahun ini mengangkat tema "Weaving Sustainability into Modest Fashion with Wastra Indonesia".
IN2MOTIONFEST di Paris menghadirkan koleksi Spring-Summer 2024 dari lima desainer Indonsia terpilih hasil kurasi IKRA Indonesia, yakni:
1. Syukriah Rusydi
Syukriah Rusydi menampilkan koleksi bertema "Lost in Versailes", menggunakan tenun Aceh yang berbahan benang sutra sebagai bahan utama, benang emas, dan perak untuk motifnya.
Wastra tersebut telah berusia lebih dari 20 tahun dan berhasil selamat dari gempa dan tsunami Aceh tahun 2004 lalu.
Adanya perpaduan warna cerah dan berkilau dari dari wastra ini memperkuat kesan mewah dari gaya desain yang terinspirasi era Renaissance di Eropa, khususnya Perancis.
2. Sanet Sabintang
Sanet Sabintang mengangkat pesona Jawa Timur dengan koleksi bertajuk "Hati yang Bersyukur".
Baca Juga: Elegan dan Mutakhir, Ini Rekomendasi Perhiasan dengan Warna Mistis Alam
Koleksi ini menggunakan batik pewarna alam dengan motif tradisi Banyuwangi diselaraskan dengan tenun serta batik sutra dari Jember.
Sanet pun juga menerapkan konsep sustainable fashion melalui upcycling, yaitu mengelola sampah produksi menjadi produk yang lebih bernilai jual tinggi.
Wastra ini juga dikombinasikan dengan bahan ramah lingkungan seperti linen, katun, dan eco-print yang didesain kasual sporty dengan sentuhan artistik.
3. Wening Angga
Wening Angga mengeluarkan tema "Mixture of Wastra" yang memperlihat sebagian keragaman warga Nusantara.
Koleksi ini menggunakan kain tradisional dari Bali, yaitu songket motif folklore khas Jembrana serta tenun Rang-rang dari Nusa Penida dikombinasikan dengan Wening Batik motif bunga warna natural, mulai dari oranye sampai coklat.
Wening Angga menuangkan desain kontemporer dengan inspirasi gaya pakaian Eropa Barat seperti detail pada kerah tinggi dan aksen ruffle, serta ornamen bordir.
4. Thiffa Qaisty
Baca Juga: Pertimbangkan 3 Hal Ini sebelum Membeli Jam Tangan, Apa Saja?
Sakinah by Thiffa Qaisty mengeluarkan koleksi bertemakan "Serenity" yang bermakna ketenangan dengan mengangkat keindahan wastra Melayu, khususnya tenun Riau dan songket Sumatera Barat.
Wastra yang digunakan menyoroti teknik pengerjaan tumpal kain dengan motif tradisi sarat makna dan memakai pewarna alam pada benang tenunnya.
Di mana dalam budaya Melayu, penempatan tumpal kain menunjukkan identitas seseorang dalam memakainya.
Wastra tersebut dituangkan dalam desain feminine chic bersiluet A-Line, terdiri dari dress, top, bottom, blazer panjang, dan outer yang dapat saling dipadu-padankan.
5. Anggia Handmade
Anggia Handmade yang memiliki konsep sustainable sebagai brand DNA, menerapkan konsep Women Empowering dengan perajin wastra.
Koleksi bertemakan "Soulmade" ini terinspirasi dari bentuk dua sisi kehidupan pasangan jiwa yang belum pernah bertemu.
Anggia Handmade merancang gaya feminine edgy dengan mengeksplorasi warna dan corak khas batik Cirebon.
Menariknya koleksi ini memiliki daya pikat permainan warna cerah serta motif kontemporer dan geometris khas batik Pesisir, khususnya bentuk pulauan.
Selain kelima nama di atas, turut berpartisipasi Dewan IKRA, Itang Yunasz, bersama dengan desainer tamu, KHANAAN dan KAMI.
KAMI meluncurkan koleksi bertema "Orva" yang menggunakan kain endek, kemudian KHANAAN memadukan dua wastra Nusantara, yaitu tenun Garut dan batik Pekalongan.
Sementara Itang Yunasz meluncurkan koleksi bertemakan "Exotasia: Exotic Asia Through Divine Love" yang menampilkan kain geometris khas tenun Gringsing dalam bahan sutera alami yang ringan dan songket palembang.
Baca Juga: Begini Kostum yang Akan Dikenakan Yura Yunita saat Pertunjukan Tutur Batin
(*)