Parapuan.co - Dalam rumah tangga, pada umumnya ibu memiliki tugas domestik yang lebih banyak dari ayah. Sebagai contoh, ayah yang langsung beristirahat usai bekerja mencari nafkah untuk keluarga adalah hal normal.
Berbeda dengan ibu yang harus tetap meluangkan waktu dan menyisakan tenaga untuk mengerjakan pekerjaan rumah, bahkan membantu anak membuat PR meski dirinya juga pencari nafkah.
Sistem patriarki yang masih kental dan kurangnya pemahaman bahwa tugas keperawatan adalah tanggung jawab bersama membuat beban ibu berlipat ganda karena harus mengurus anak, rumah tangga, sekaligus bekerja.
Meski tidak sama, Kawan Puan tentu sering melihat kemiripan antara potret kesenjangan peran perawatan anak dalam adegan di drama Korea (drakor) dengan keseharian kita di Indonesia.
Di Indonesia, perempuan seolah ditanamkan bahwa pencari nafkah dalam keluarga adalah ayah dan pengurus rumah tangga adalah ibu. Istilah “dapur, sumur, kasur” seakan makin menegaskan bahwa tugas domestik hanya urusan perempuan.
Hal tersebut tidak jauh beda dengan istilah djip-saram dan bakat-yangban di Korea Selatan (Korsel). Djip-saram berarti orang yang tinggal di rumah dan merujuk kepada ibu, sedangkan bakat-yangban adalah laki-laki di luar rumah.
Di Korsel, kebanyakan perempuan yang sudah menikah juga harus mau mengurus ibu mertua. Tugas yang lebih dibebankan pada perempuan, sebab anak laki-laki dianggap sudah mencari nafkah.
Tidak mengherankan jika kesetaraan gender di Korea Selatan masih termasuk rendah meski ia dikategorikan negara maju.
Data World Economic Forum melalui Global Gender Gap Report tahun 2023 bahkan menempatkan Negeri Ginseng ini di urutan ke-105 sebagai negara dengan kesenjangan gender yang tinggi. Posisinya lebih rendah dari Indonesia yang berada di urutan ke-87.
Baca Juga: 9 Tips Menjadi Ibu Rumah Tangga yang Tidak Gampang Stres, Kuncinya di Rutinitas
Memiliki banyak kemiripan, drama Korea yang menghibur seolah menjadi media yang tepat untuk menyadarkan kita sebagai masyarakat bahwa tugas keperawatan, termasuk perawatan anak, adalah tugas bersama.
International Labour Organization (ILO), atau Organisasi Perburuhan Internasional, mengampanyekan prinsip Merawat Bersama tersebut sebagai 5R: Recognize (Mengakui), Reduce (Mengurangi), Redistribute (Membagi), Reward (Menghargai), dan Representation (Mewakili).
Lewat 5R, kita diajak mengenali beragam beban pekerjaan keperawatan yang diemban perempuan, dan bahwa ada banyak tugas yang perlu (dan bisa) dikurangi.
Perempuan perlu diringankan bebannya dalam mengerjakan tugas rumah, mengurus anak, dan orang tua agar mampu memaksimalkan potensi diri, termasuk dalam pekerjaannya.
Bantuan itu pun bisa datang dari mana saja. Mulai dari pasangan yang suportif, hingga tenaga profesional seperti Pekerja Rumah Tangga (PRT) dan/atau caregiver.
Lebih dari itu, pengurangan beban juga bisa datang dari kebijakan pemerintah yang membuat ibu dan ayah lebih fleksibel dalam hal perawatan anak dan rumah tangga.
Sebagai contoh, paternity leave atau cuti ayah, untuk menemani istri melahirkan di Korsel lebih panjang, yakni 10 hingga 15 hari. Berbeda dengan di Indonesia yang jangka waktunya hanya 2 hari.
Mau mendalami prinsip 5R? Berikut nilai merawat bersama yang bisa kita terapkan seperti adegan drama Korea dari serial Dr. Cha, The Real Has Come, King The Land, dan Agency.
Baca Juga: 4 Drakor Inspiratif tentang Ibu Rumah Tangga yang Kembali Bekerja, Ada Doctor Cha
Mengenali Beban Para Ibu Lewat Dr. Cha
Rilis pada April 2023 lalu, drama Korea berjudul Dr. Cha menggambarkan dengan jelas seabrek tugas dan peran ibu, terutama ibu bekerja.
Awalnya Cha Jeong Suk sempat kehilangan jati diri ketika menikah dan meninggalkan mimpinya menjadi dokter karena memilih peran ibu rumah tangga sepenuhnya.
Ketika kesempatan itu tiba, Cha Jeong Suk mewujudkan cita-citanya sebagai dokter residen, di usia kepala 5. Tapi lagi-lagi, dia tetap terikat dengan tantangan dan beban rumah tangga yang dilekatkan padanya.
Sebelum kembali ke asrama rumah sakit tempatnya bekerja, Cha Jeong Suk harus tetap mengurus anak, suami, dan mertua. Bila tidak, rumah jadi berantakan, nilai anak turun, suami kebingungan dengan keperluannya, mertua susah makan.
Belajar Mengurangi Beban Ibu dari The Real Has Come
Jika semua pekerjaan rumah dalam drama Korea Dr. Cha hanya dibebankan kepada Cha Jeong Suk, drakor The Real Has Come justru mengajarkan bahwa merawat anak adalah tugas bersama antara suami dan istri.
Dalam serial ini, Tae Kyung tetap membantu Yeon Do menjaga buah hati mereka meski keduanya sedang “perang dingin” dan kondisi hubungannya tidak baik-baik saja.
Baca Juga: Seperti di Drakor Doctor Cha, Ini Tips Jika Ibu Rumah Tangga Ingin Kembali Bekerja
Tae Kyung jadi contoh pasangan yang memahami bahwa tugas merawat anak tidak hanya di pundak istri seorang, dan secara aktif berusaha menguranginya.
Lebih jauh lagi, bantuan dari pasangan juga menjadi dukungan tak langsung bagi sang ibu agar dia tidak merasa sendiri dalam merawat buah hati.
Praktikkan Membagi Beban Seperti di King The Land
Tak hanya bantuan dari pasangan, tugas rumah tangga dan perawatan anak juga akan jauh lebih ringan jika dibagi ke orang lain, seperti yang bisa kita lihat dalam salah satu adegan di King The Land.
Pada serial yang rilis Juni 2023 ini, karakter bernama Da Eul terpaksa menjadi tulang punggung keluarga usai suaminya di-PHK. Dia lalu menceritakan masalah ini pada ibu dan ayah mertua.
Tak tinggal diam, kedua mertua Da Eul kemudian menyuruh anak laki-lakinya untuk melakukan pekerjaan rumah yang biasa dilakukan sang menantu, seperti memasak dan membersihkan rumah.
Dianggap sebagai kepala keluarga yang harus diringankan tugasnya, ibu dan ayah mertua Da Eul juga membantu merawat cucu mereka selama Da Eul bekerja.
Dari drama ini, kita sebagai ibu juga bisa belajar untuk tidak sungkan meminta bantuan dan membagi tugas perawatan anak, termasuk dari jasa profesional seperti PRT atau pihak day care.
Baca Juga: 4 Ide Side Hustle untuk Ibu Rumah Tangga, Bisa Menambah Cuan!
Hargai Mereka yang Merawat Bersama
Masih dari King The Land, terlihat Sarang yang tugas utamanya adalah sebagai concierge hotel, diminta menjaga anak direktur utama tempatnya bekerja.
Untuk pekerjaan tambahannya ini, Sarang kemudian diberi bonus oleh perusahaan.
Drama King The Land mengajarkan bahwa ucapan terima kasih dan bentuk penghargaan lain yang sesuai, perlu diberikan saat orang lain membantu meringankan tugas kita sebagai orangtua.
Banyak yang mungkin menganggap bahwa pekerjaan Sarang menjaga anak direktur utamanya merupakan bentuk loyalitas pada perusahaan.
Tapi kita harus ingat (dan praktikkan), bahwa untuk setiap waktu dan tenaga yang dikeluarkan seseorang untuk ikut merawat anak kita, mereka harus dihargai dengan baik.
Mewakili dan Menyuarakan Kebijakan untuk Merawat Bersama
Agar anak terawat dan work-life balanced tercapai, kita dan suami, perempuan dan laki-laki, harus mampu mempromosikan prinsip 5R di atas agar bisa menjadi kebijakan di tempat kerja.
Baca Juga: Setelah Perempuan Menikah, Ibu Rumah Tangga Harus Lakukan 6 Hal Ini agar Tetap Bahagia
"Itu perlu disuarakan. Jadi, perlu ada kerjasama antara Serikat Pekerja juga manajemen perusahaan untuk bisa mendiskusikan pentingnya berinvestasi pada kebijakan dan layanan tersebut," terang Early Dwi Nuriana perwakilan ILO dikutip dari wawancara eksklusif bersama Nakita pada Selasa, (15/08).
Selain cuti ayah, dukungan yang bisa diberikan oleh atasan atau perusahaan adalah sesederhana fleksibilitas waktu kerja untuk orangtua. Sesuatu yang tergambar dengan amat jelas dalam drakor, Agency.
Bekerja di agensi periklanan menyebabkan karakter Jo Eun Jung, sering pulang terlambat hingga tidak memiliki waktu berkualitas yang cukup dengan anaknya.
Saat mengetahui Jo Eun Jung sudah punya janji makan pizza dengan buah hatinya, senior Jo Eun Jung yang juga seorang orangtua dan memahami pentingnya waktu bersama anak dalam tugas keperawatan, memperbolehkannya pulang cepat.
“Pulang saja sekarang agar tidak terlambat,” kata sang senior dalam episode 1 Agency.
Mempopulerkan nilai dan prinsip #MerawatBersama dalam sistem patriarki yang sudah mengakar di kebanyakan rumah tangga di Indonesia memang tak mudah.
Kiranya lewat contoh adegan dari drama Korea populer di atas, kita tidak hanya lebih menyadari bahwa beban perawatan anak harus dipikul bersama, tapi juga mempraktikkannya.
(*)