Viral di TikTok Ghina Khansa Bisa Lepas Bola Mata, Ternyata Derita Penyakit Ini

Maharani Kusuma Daruwati - Minggu, 17 September 2023
Sosok Ghina Khansa yang viral di TikTok karena melepas bola mata.
Sosok Ghina Khansa yang viral di TikTok karena melepas bola mata. TikTok/Ghinaae via Tribunnewsmaker.com

Parapuan.co - Kawan Puan, belakangan tengah viral di TikTok video seseorang yang bisa melepas bola matanya.

Sosok video viral di TikTok tersebut adalah Ghina Khansa.

Ghina Khansa yang viral di TikTok itu membuat video melepas bola mata kirinya, yang ternyata adalah mata palsu atau protesa.

@ghinaae ♬ Kesepian - Vierra

Diketahui bahwa Ghina sudah tidak punya bola mata sebelah kiri karena penyakit yang dideritanya.

Menjadi bintang tamu di YouTube Deddy Corbuzier, Ghina mengaku dirinya sudah menderita penyakit glaukoma kongenital primer sejak bayi usia 4 bulan.

Hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk mengoperasi dan melepas bola matanya ketika sudah dewasa.

Lalu apa itu penyakit glaukoma kongenital primer seperti yang dialami Ghina Khansa?

Mengutip dari WebMD, ini termasuk dalam jenis glaukoma, sekelompok penyakit di mana tekanan cairan tinggi di mata merusak saraf optik. Glaukoma kongenital primer ini mempengaruhi anak-anak antara lahir dan 3 tahun.

Glaukoma kongenital primer (PCG) merupakan kondisi serius yang memerlukan perhatian. Penyakit ini memengaruhi sekitar satu dari setiap 10.000 bayi. Kasus yang tidak diobati merupakan penyebab utama kebutaan pada masa kanak-kanak.

Baca Juga: Tak Bisa Disembuhkan, Deteksi Dini dan Kenali Faktor Risiko Glaukoma

"Primer" berarti penyakit tersebut bukan disebabkan oleh penyakit atau kondisi lain, seperti tumor. “Bawaan” artinya sudah ada sejak lahir.

Dokter biasanya mendeteksinya antara usia 3-6 bulan, namun mungkin tidak ada tanda-tanda pada awalnya. Penyakit ini dapat didiagnosis hingga usia 3 tahun.

Jika penyakit ini ditemukan sejak dini, 80% hingga 90% anak akan memberikan respons yang baik terhadap pengobatan. Mereka tidak akan mengalami masalah penglihatan di kemudian hari.

Baca Juga: Ini Penyebab dan Gejala Glaukoma, Penyakit yang Lama Diderita Aminah Cendrakasih

Penyebabnya Glaukoma Kongenital Primer 

Kita tahu bahwa jika sel dan jaringan mata bayi tidak tumbuh sebagaimana mestinya sebelum lahir, maka bayi akan mengalami masalah drainase setelah lahir.

Namun masih belum bisa dipahami dengan jelas sebagian besar penyebabnya saat ini. Beberapa kasus diwariskan, sementara yang lain tidak.

Faktor Risiko

Sulit untuk memprediksi bayi mana yang akan dilahirkan dengan penyakit ini. Orang tua yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini lebih mungkin menularkannya.

Jika anak pertama dan kedua mengidapnya, anak-anak berikutnya mungkin juga akan mengidapnya.

Sekitar dua kali lebih banyak anak laki-laki dibandingkan anak perempuan yang dilahirkan dengan penyakit ini. Kadang-kadang hanya muncul pada satu mata saja, namun seringkali mempengaruhi kedua mata.

Gejala Glaukoma Kongenital Primer 

Berikut ini tiga gejala utama pada bayi yang mengalami penyakit ini:

  • Menutup kelopak matanya seolah-olah sedang melindungi matanya.
  • Tampaknya sangat sensitif terhadap cahaya.
  • Banyak air mata.

Tergantung pada seberapa parah penyakitnya, gejala mata lainnya dapat mencakup:

  • Kornea keruh (lapisan depan mata yang biasanya jernih).
  • Salah satu atau kedua matanya lebih besar dari biasanya.
  • Kemerahan.

Bagaimana Cara Mendiagnosisnya?

Anak memerlukan pemeriksaan mata lengkap. Tidak mudah bagi dokter mata untuk memeriksa mata bayi atau anak kecil, sehingga biasanya dilakukan di ruang operasi. Anak akan mendapatkan anestesi (obat yang membantunya tidur) selama prosedur berlangsung.

Dokter akan:

  • Mengukur tekanan mata mereka
  • Periksa seluruh bagian matanya secara menyeluruh

Dokter akan membuat diagnosis formal hanya setelah mereka menyingkirkan semua kondisi lain yang dapat menyebabkan masalah pada anak.

Bagaimana Cara Mengobatinya?

Pilihan pertama hampir selalu adalah operasi. Karena berisiko bagi anak kecil untuk mendapatkan anestesi, dokter biasanya melakukannya segera setelah diagnosis dipastikan. Jika kedua mata terkena, dokter akan mengoperasi keduanya secara bersamaan.

Jika pembedahan tidak dapat segera dilakukan, dokter mungkin akan meresepkan obat tetes mata, obat untuk diminum, atau kombinasi keduanya untuk membantu mengontrol tekanan cairan.

Banyak dokter melakukan prosedur yang disebut bedah mikro. Mereka menggunakan alat-alat kecil untuk membuat saluran drainase untuk kelebihan cairan. Terkadang dokter akan memasang katup atau tabung kecil untuk mengalirkan cairan keluar dari mata.

Jika cara biasa tidak berhasil, dokter mungkin akan melakukan operasi laser untuk menghancurkan area produksi cairan. Mereka mungkin meresepkan obat untuk membantu mengontrol tekanan mata setelah operasi.

Baca Juga: Ini 5 Jenis Gangguan Mata Akibat Mengidap Diabetes, Apa Saja?

(*)

Sumber: WebMD
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Mengapa Semut Muncul di Rumah Saat Musim Hujan? Ini Cara Mengatasinya