Keluarga Jadi Penghalang Utama, Ini Beberapa Faktor Pemicu Korban KDRT Enggan Berbicara

Saras Bening Sumunar - Jumat, 22 September 2023
Faktor yang memengaruhi korban KDRT enggan berbincara.
Faktor yang memengaruhi korban KDRT enggan berbincara. Freepik

Parapuan.co - Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) menjadi hal yang harus diperangi.

Ada banyak bentuk kekerasan yang termasuk dalam KDRT, mulai dari kekerasan psikis, kekerasan seksual, hingga penelataran rumah tangga.

Perlu diketahui bahwa kini perempuan lah yang masih menjadi korban utama tindak KDRT.

Sayangnya, masih banyak pula korban KDRT yang memilih untuk bungkam.

Bukan tanpa alasan, diamnya korban KDRT ini bisa karena takut disalahkan, rasa malu, hingga pihak yang tidak berpihak padanya.

Bicara tentang KDRT, Organisasi dan Pegerakan Perempuan Mahardhika Kita baru saja menggelar webinar bertajuk "Memperingati 19 Tahun UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga"

Webinar tersebut berlangsung pada Jumat, 22 September 2023 dan dihadiri para pembicara seperti Vivi Widyawati dari Perempuan Mahardhika, ada pula Lita Anggraini dari Jala PRT.

Webinar tersebut juga dihadiri Salsabila Putri Pertiwi dari Konde.co dan Siti Muzama dari Forum Pengadan Layanan.

Masih dalam momen yang sama, Vivi Widyawati mengatakan bahwa penanganan terkait kasus KDRT ini perlu menjadi prioritas utama. Mengapa demikian?

Baca Juga: Konten Ceria Media Sosial: Tanda Bahaya yang Digaungkan Perempuan?

Vivi menjelaskan bahwa setiap tahunnya kasus KDRT mengalami peningkatkan.

"Setiap tahun kasus KDRT menunjukkan angka yang relatif tinggi," tegas Vivi Widyawati.

Ia juga menambahkan bahwa hal ini terjadi salah satunya disebabkan karena sosialisasi terkait KDRT masih kurang optimal dan belum merata terutama di wilayah terpencil.

"Pemerintah masih belum melakukan sosialisasi yang cukup dan merata," tambahnya.

Terkait apa yang dikatakan Vivi, Siti Mazuma juga menegaskan bahwa masih banyak korban KDRT yang kesulitan bersuara dengan apa yang dialami.

"Kebebasan bersuara juga penting, di sisi lain mereka juga memiliki kesulitan dalam kebebasan bersuara," kata Siti Mazuma.

Ia juga menegaskan bahwa ketika korban berani bersuara, pihak keluargalah yang menjadi penghalang utamanya.

"Ketika korban memiliki keberanian untuk melaporkan, salah satu penghalang itu adalah keluarga," tegas Siti Mazuma.

"Mereka sering berkata 'Jangan dulu, kasian anak kamu, gimana nama keluaga'," tambahnya.

Di sisi lain, ada banyak dampak yang akan dirasakan korban KDRT jika mereka enggan bersuara.

Mulai dari terus mengalami kekerasan fisik, kondisi psikis yang tidak seimbang, hingga memengaruhi produktivitas bekerja.

Sementara itu jika kamu atau kerabat ada yang menjadi korban KDRT segera laporkan tindakan ini melalui jalur kepolisian maupun  melalui hotline 021-129 atau WhatsApp 08111-129-129 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

Baca Juga: Dilema KDRT seperti Kasus di Cikarang, Pilih Bertahan atau Berpisah dari Pasangan?

(*)

Sumber: liputan
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Keluarga Jadi Penghalang Utama, Ini Beberapa Faktor Pemicu Korban KDRT Enggan Berbicara