Parapuan.co - Perilaku agresif seperti marah dan sering berteriak pada anak bisa disebabkan oleh gangguan perilaku.
Anak-anak mudah marah dan berteriak karena merasa cemas, terganggu dengan sekitar, dan masih banyak lagi.
Apapun pemicunya, orang tua yang menghadapi anak mudah marah tentu menginginkan solusi mengatasinya.
Lantas, apa yang bisa Kawan Puan lakukan sebagai orang tua untuk mengatasi masalah tersebut?
Berikut ini uraian lengkapnya sebagaimana dikutip dari Child Mind!
1. Temukan Pemicunya
Langkah awal mengelola amarah anak adalah memahami pemicu ledakan amarahnya.
Adapun beberapa penyebab kemarahan pada anak antara lain sebagai berikut:
- ADHD atau Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas.
Baca Juga: Tahan Emosi, Ini 5 Hal yang Bisa Kamu Lakukan Saat Toddler Memukulmu
- Anak-anak merasakan kecemasan yang parah dan tidak terdeteksi akibat situasi tidak nyaman di sekitarnya.
- Trauma dan merasa diabaikan oleh orang tua di rumah.
- Anak mengalami kesulitan dalam mengolah informasi sensorik yang mereka terima dari lingkungan di sekitarnya.
2. Pengasuhan Konsisten
Ledakan emosi pada anak bisa disebabkan karena orang tua atau pengasuh tidak konsisten merespons pembangkangan mereka.
Maka itu, usahakan saat anak tantrum atau menangis, orang tua dan pengasuh harus sepakat dalam cara merespons kondisi tersebut.
3. Jangan Menyerah
Tahan godaan untuk mengakhiri amukan anak dengan memberikan apa yang diinginkannya saat kemarahannya meledak.
Mengalah hanya akan mengajarkan mereka bahwa tantrum itu berhasil, sehingga anak mungkin akan mengulanginya lagi nanti.
Baca Juga: Agar Tak Ikut Emosi, Lakukan 3 Cara Ini untuk Redakan Amarah Anak
4. Tetap Tenang dan Konsisten
Respons yang kasar atau marah cenderung meningkatkan agresi anak, baik secara verbal maupun fisik.
Dengan tetap tenang, kamu juga memberi anak contoh dan mengajari mereka bagaimana mengatasi ledakan emosinya.
5. Abaikan Perilaku Negatif dan Pujilah Perilaku Positif
Abaikan perilaku negatif karena menegur atau menyuruh anak berhenti justru dapat memperkuat tindakannya.
Sebaliknya, berikan pujian yang berlebihan atas perilaku positif sekecil apa pun yang ingin kamu dorong.
6. Tunggu 'Krisis' Selesai Sebelum Bicara
Jika ingin bicara pada anak, tunggu sampai krisis atau tantrumnya selesai dan emosinya kembali tenang.
Dengan begitu mereka akan lebih mampu mendengarkan dan menyerap informasi yang kamu berikan.
Kiranya, itulah beberapa cara mengatasi kondisi anak yang mudah marah dan berteriak.
Mudah-mudahan langkah-langkah di atas dapat membantumu mengatasi kondisi tersebut pada anak, ya.
Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Anak Tantrum, Kuncinya Ajarkan Komunikasi yang Baik
(*)