Ketika IUD hendak dipasang, dokter akan memeriksa kondisi organ reproduksi perempuan dahulu, termasuk rahim dan mulut rahim.
"Saat pemasangan kan dicek dulu itu, sehingga rahimnya itu, apakah kendor enggak mulut rahimnya, apakah turun enggak. Pada saat pasang kan dicek ya," terang dr. Hasto.
Pasalnya, IUD mungkin dapat bergeser dan tak terpasang dengan baik jika kondisi rahim cenderung longgar dan mulut rahim relatif terbuka, serta tidak bisa menutup dengan baik.
Efek Samping Penggunaan IUD
Dokter Hasto menyatakan efek samping penggunaan IUD biasanya terjadi keputihan dan menstruasi lebih banyak, tapi masih dalam batas normal atau tidak lebih dari tujuh hari.
Tenang saja, efek samping ini bersifat ringan dan tidak menimbulkan masalah yang berarti.
Adapun beberapa kondisi-kondisi medis tertentu yang tak disarankan untuk pemasangan IUD yakni jika perempuan mengalami masalah seperti gangguan pendarahan, siklus menstruasi kacau, dan datang bulan lebih dari tujuh hari.
Selain itu, organ reproduksi yang mengalami infeksi seperti infeksi bakteri, virus, maupun jamur tidak disarankan menggunakan IUD.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Alat Kontrasepsi yang Aman saat Menyusui untuk Perempuan Menikah