Namun, undang-undang mewah terbukti sia-sia dan penyelundupan renda asing pun meluas.
Keinginan Eropa akan renda buatan tangan terus berlanjut hingga akhir abad ke-18.
Revolusi Perancis, yang menyebabkan kehancuran istana Perancis dan industri mewahnya, turut berkontribusi terhadap kehancurannya.
Selanjutnya, Revolusi Industri mendukung pengembangan tali sepatu baru di abad ke-19.
Pada tahun 1809, orang Inggris John Heathcoat menemukan mesin yang dapat membuat elemen renda yang paling membosankan, yaitu jaring.
Pada pertengahan tahun 1800-an, tali mesin dan tali buatan tangan sering digabungkan menjadi bentuk seperti aplikasi gelendong pada jaring buatan mesin, dan berbagai tali mesin bermotif pun tersedia. Meski begitu, permintaan akan renda buatan tangan tetap ada.
Sebagai tanggapan, tali baru dikembangkan, termasuk renda jarum yang disederhanakan, Belgian Point de Gaze, serta renda gelendong Chantilly Prancis yang halus.
Selain tali-tali ini, teknik-teknik rumah tangga seperti tatting dan merenda juga didorong oleh majalah-majalah perempuan dan pola-pola cetak.
Baca Juga: Rekomendasi Tas Renda dari Brand Mewah yang Playful Bernuansa Romantis
Banyak dari tali ini membantu upaya bantuan, terutama industri rumahan renda rajutan di Irlandia setelah kelaparan kentang di Irlandia.
Mulai dari renda tatting dan rajutan buatan sendiri hingga renda bobbin Brussels à Vrai Réseau yang sempurna dan French Point d’ Alençon, renda telah banyak dieksplorasi selama berabad-abad.
Digunakan pada tepian busana, lappet, payung, sarung tangan, kerah, dan gaun, sehingga menampilkan beberapa bentuk menarik.
Jika dulu renda kerap dijadikan simbol kemewahan, di era modern kerajinan jaring ini pun lebih umum dipakai dalam banyak hal.
Kawan Puan bisa menemukannya di pakaian untuk formal, kain dekoratif hingga aksesori-aksesori lainnya.
(*)