Parapuan.co - Renda adalah salah satu elemen yang penting dalam busana maupun kain dekoratif.
Dengan elemen renda, bisa membuat busana yang kita kenakan lebih terlihat modis atau pada kain dekoratif bisa membuat interior menjadi lebih menawan.
Namun ternyata, keberadaan renda telah melewati perjalanan sejarah yang panjang hingga akhirnya masih banyak digunakan hingga kini.
Melansir dari laman resmi SFO Museum, renda adalah jaring dekoratif yang pertama kali dikembangkan di Eropa pada abad ke-16.
Ada dua jenis pembuatan renda yang berbeda, yaitu renda jarum dan renda gelendong, yang keduanya dimulai secara bersamaan.
Renda jarum dibuat dengan satu jarum dan benang, sedangkan renda gelendong memerlukan anyaman banyak benang.
Benang renda biasanya dibuat dari linen, dan kemudian benang sutra atau emas metalik, diikuti oleh kapas pada abad ke-19.
Tali jarum dan gelendong sering kali diberi nama sesuai wilayah atau kota tempat pembuatannya. Pusat pembuatan renda terkemuka didirikan di Italia, Flanders, dan Prancis.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Baju Renda Elegan, Mulai Tank Top hingga Dress
Renda terbaik melibatkan bakat dan keterampilan tiga spesialis berbeda.
Yaitu seniman yang menciptakan desain di atas kertas, pembuat pola yang menerjemahkan desain ke perkamen, dan pembuat renda yang mengerjakan pola secara langsung untuk membuat renda.
Renda selalu menjadi barang mewah yang mahal karena produksinya yang melelahkan dan memakan waktu.
Gaya renda pun berevolusi selama berabad-abad sebagai respons terhadap perubahan mode.
Baik perempuan maupun laki-laki mengenakan renda sejak awal berdirinya hingga abad ke-18.
Seringkali itu merupakan bagian pakaian yang paling mahal dan mencerminkan selera aristokrasi yang canggih.
Renda menghiasi kerah dan manset yang dipakai perempuan dan laki-laki, menutupi bahu, tangan, kepala perempuan, menutupi seluruh gaun, dan perabotan yang dihias.
Jumlah uang yang berlebihan yang dihabiskan untuk pembelian tali sepatu yang mewah mendorong banyak penguasa untuk membatasi pemakaian dan impor renda dari negara lain.
Baca Juga: Ini Cara Mencuci Pakaian dengan Bahan Renda agar Tak Mudah Rusak
Namun, undang-undang mewah terbukti sia-sia dan penyelundupan renda asing pun meluas.
Keinginan Eropa akan renda buatan tangan terus berlanjut hingga akhir abad ke-18.
Revolusi Perancis, yang menyebabkan kehancuran istana Perancis dan industri mewahnya, turut berkontribusi terhadap kehancurannya.
Selanjutnya, Revolusi Industri mendukung pengembangan tali sepatu baru di abad ke-19.
Pada tahun 1809, orang Inggris John Heathcoat menemukan mesin yang dapat membuat elemen renda yang paling membosankan, yaitu jaring.
Pada pertengahan tahun 1800-an, tali mesin dan tali buatan tangan sering digabungkan menjadi bentuk seperti aplikasi gelendong pada jaring buatan mesin, dan berbagai tali mesin bermotif pun tersedia. Meski begitu, permintaan akan renda buatan tangan tetap ada.
Sebagai tanggapan, tali baru dikembangkan, termasuk renda jarum yang disederhanakan, Belgian Point de Gaze, serta renda gelendong Chantilly Prancis yang halus.
Selain tali-tali ini, teknik-teknik rumah tangga seperti tatting dan merenda juga didorong oleh majalah-majalah perempuan dan pola-pola cetak.
Baca Juga: Rekomendasi Tas Renda dari Brand Mewah yang Playful Bernuansa Romantis
Banyak dari tali ini membantu upaya bantuan, terutama industri rumahan renda rajutan di Irlandia setelah kelaparan kentang di Irlandia.
Mulai dari renda tatting dan rajutan buatan sendiri hingga renda bobbin Brussels à Vrai Réseau yang sempurna dan French Point d’ Alençon, renda telah banyak dieksplorasi selama berabad-abad.
Digunakan pada tepian busana, lappet, payung, sarung tangan, kerah, dan gaun, sehingga menampilkan beberapa bentuk menarik.
Jika dulu renda kerap dijadikan simbol kemewahan, di era modern kerajinan jaring ini pun lebih umum dipakai dalam banyak hal.
Kawan Puan bisa menemukannya di pakaian untuk formal, kain dekoratif hingga aksesori-aksesori lainnya.
(*)