Mengutip dari Cleveland Clinic, jika mengalami baby blues, kamu mungkin akan sering menangis berkepanjangan tanpa alasan yang jelas, sedih, dan cemas. Kondisi ini biasanya dimulai pada minggu pertama (satu hingga empat hari) setelah melahirkan.
Menyutip dari lama resmi UNICEF, Dr. Alison Stuebe, sub-spesialis pengobatan ibu-janin dan profesor Obstetri dan Ginekologi di Fakultas Kedokteran Universitas North Carolina, membagikan mengenai tentang depresi pascapersalinan dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mendapatkan dukungan.
Apa Itu Postpartum Depression?
Depresi pascapersalinan atau postpartum depression berbeda dengan baby blues. Biasanya terjadi dua hingga delapan minggu setelah melahirkan, namun bisa juga terjadi hingga satu tahun setelah bayi lahir.
“Salah satu hal penting mengenai depresi pascapersalinan adalah tidak hanya perasaan sedih. Perasaan cemas yang hebat juga merupakan ciri umum depresi pascapersalinan.,” jelas Dr. Stuebe.
Beberapa gejala depresi pascapersalinan yang harus diwaspadai antara lain merasa kewalahan, menangis terus-menerus, kurangnya ikatan dengan bayi, dan meragukan kemampuan kamu dalam merawat diri sendiri dan bayi.
“Kita semua mengkhawatirkan anak-anak kita, tapi [mereka yang mengalami depresi pascapersalinan] sangat khawatir sehingga hal itu menghambat kemampuan mereka untuk menikmati bayi dan menikmati hidup,” jelasnya.
Depresi pascapersalinan juga dapat mempersulitmu dalam merawat diri sendiri dan bayimu.
Baca Juga: Dialami Amanda Manopo di Ikatan Cinta, Apa itu Baby Blues Syndrome?