"Di hari Jumat malam pihak dokter mendiagnosis anak saya sudah mati batang otak berdasarkan nilas GCS (Glassgow Coma Scale) anak saya," jelas Albert.
Albert juga menambahkan jika sebelum menjalani operasi, tiba-tiba perawat datang untuk membawa anaknya ke ruang operasi tanpa sepengetahuan ibunya.
"Pada saat istri saya masih mandi, tiba-tiba perawat datang untuk membawa anak saya ke ruang operasi tanpa istri saya ketahui," tandasnya.
Istri Albert juga diminta tanda tangan dokumen yang isinya tidak dijelaskan secara rinci.
Keterangan Pihak Rumah Sakit
Atas kejadian yang dialami oleh A, pihak rumah sakit menyebut jika terjadi keadaan yang tidak diinginkan di ruang pemulihan.
"Di ruang pemulihan terjadi keadaan yang tidak diinginkan. Perkembangan kondisi pasien tidak sesuai dengan apa yang diharapkan," jelas Rahma Indah Permatasari, Perwakilan RS Kartika Husada Bekasi seperti dilansir dari Kompas.com.
A terpaksa dirawat di ruang intensif dan beberapa hari setelahnya, tim dokter mendiagnosis A mati batang otak.
Namun, pihak RS tidak menjelaskan secara rinci penyebab A mengalami mati batang otak usai operasi amandel.
"Pada perawatan hari keempat tim dokter mendiagnosis pasien yang diduga mengalami mati batang otak secara klinis dengan melakukan beberapa pemeriksaan," tambah Rahma.
Menurunnya kondisi A pasca operasi amandel merupakan hal di luar kendali pihaknya.
Rahma juga menyebut jika pihak rumah sakit telah melakukan semua penanganan dan pemeriksaan sesuai standar operasional perusahaan (SOP).
"Kami setiap melakukan tindakan dan pemeriksaan selalu ada prosedur untuk dilekaukan edukasi. Jadi edukasi mulai dari konsultasi di poli klinik, pada saat tindakan operasi, sampai selesai operasi sudah sesuai dengan SOP," jelasnya lagi.
(*)