Di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, sumur-sumur kering lebih awal pada musim kemarau (USAID, 2021).
Krisis air ini tidak hanya mempengaruhi kebutuhan air sehari-hari, tetapi juga mempengaruhi berbagai sektor lain, misalnya sektor pertanian, di mana 17% produksi beras Indonesia terganggu.
Belum lagi perubahan iklim berkontribusi pada peningkatan frekuensi, intensitas dan durasi bencana air, tidak hanya kekeringan, tapi juga banjir dan kenaikan muka air laut.
Selain tantangan terkait kuantitas air, pencemaran air juga menjadi permasalahan yang luar biasa.
Hal ini tercermin pada 59% badan air di Indonesia sudah tercemar polusi akibat pembuangan limbah industri dan
rumah tangga. Hal ini tentunya berdampak pada akses air masyarakat yang semakin sulit.
“Dengan semua permasalahan air yang ada, sudah semakin nyata bahwa air bukanlah sumber daya tak terbatas. Teknik
Lingkungan UI turut berperan aktif dalam menghadirkan pemahaman menyeluruh dan mendorong perubahan perilaku semua pihak, termasuk anak-anak sebagai pahlawan cilik. Untuk itu, kolaborasi multi pihak menjadi kunci untuk menghadirkan perubahan perilaku ini. Selain itu, peningkatan literasi sejak usia dini juga menjadi bentuk kolaborasi TL UI yang strategis dengan Danone Indonesia dan Sekolah.mu untuk
meningkatkan upaya pelestarian sumber daya air dan merawat kehidupan di muka bumi,” kata Dr. Cindy, seperti dikutip dari rilis yang diterima PARAPUAN.
Program "Pahlawan Cilik Bijak Air" menggandeng guru-guru tingkat SD dan melibatkan anak-anak usia SD dalam serangkaian kegiatan edukasi yang berlangsung dari September 2023 hingga Maret 2024.
Berfokus pada pemahaman komprehensif tentang air, program ini akan mencakup berbagai aspek, diantaranya manfaat air, karakteristik air, sirkulasi air, permasalahan air hingga solusi atas permasalahan yang ada saat ini.
Baca Juga: 5 Tips Hemat Air dan Energi untuk Memperingati Hari Air serta Earth Hour 2022