Tety yang kala itu bekerja untuk sebuah program inklusi, merasa apa yang dilakukannya tidak cukup membantu teman disabilitas.
Karena saat program tersebut berhenti, teman-teman disabilitas akan kembali pulang tanpa penghasilan dan hanya mengharapkan belas kasihan.
Akhirnya, bersama sang suami, Rubby Emir dan rekannya Mila, Tety Sianipar membuat platform Kerjabilitas ini.
"Kita mikir gimana caranya mereka kerja, saat ini selalu liat mereka bekerja di informal sektor saja, nggak ada yg salah dengan informal sektor, menjadi salah kalau itu satu-satunya pilihan karena mereka disabilitas," jelas Tety.
Akhirnya Tety dan founder lain membuat kanal atau platform yang sekiranya bisa memudahkan para teman-teman disabilitas ini.
Mulanya, masih banyak perusahaan yang abai dengan peluang kerja bagi teman disabilitas dan membuat Kerjabilitas sering mendapat penolakan.
"Kita sudah mengases lowongan ini bisa untuk disabilitas, ayo buka untuk inklusi, biasa penolakan banyak banget (dari perusahaan), apa sih disabilitas, bahkan gatau apa itu disabilitas,"
"Hah disabilitas bisa kerja? Emang disabilitas lulusan S1? Sampai akhirnya ada Paragames. Paragames cukup mempopulerkan istilah disabilitas. Isu itu akhirnya masuk di kepala orang," terangnya.
Lewat itu, Kerjabilitas akhirnya bisa mulai melebarkan sayapnya, lebih mudah mensosialisasikan ke teman disabilitas, hingga menjangkau perusahan secara lebih luas.
Baca Juga: Berdampak pada Lingkungan, Srikandi untuk Negeri Nia Fernanda Ubah Limbah Kayu Jadi Barang Baru