Parapuan.co - Kawan Puan, sebagai perempuan bekerja kamu mungkin sering punya keinginan untuk resign.
Entah karena akan menikah dan pindah domisili ikut suami, sudah menikah dan ingin full time jadi ibu rumah tangga, atau karena alasan lain.
Apa pun alasanmu, jangan jadikan itu sebagai satu-satunya faktor yang mendorongmu resign.
Apa lagi jika alasan resign kerja hanya karena tidak akur dengan rekan satu tim atau tidak menyukai kinerja atasan/bawahan.
Menurut Ewink SAY yang merupakan founder ESAY Consulting, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memutuskan resign, terlebih bagi perempuan.
Apa saja? Yuk, simak uraiannya seperti dilansir dari laman resmi Universitas Airlangga via Kompas.com!
1. Punya Tujuan Hidup
Pertama-tama, kamu harus menentukan tujuan hidupmu terlebih dulu sebelum memutuskan resign.
Semisal kamu resign karena ingin menjadi pengusaha, maka capai tujuanmu itu dengan menambah keterampilan berwirausaha.
Baca Juga: Tantangan Wirausaha Perempuan Mengembangkan Bisnis, Salah Satunya Jadi Care Worker di Rumah
Jangan langsung resign sebelum kamu merasa ilmu wirausahamu cukup untuk memulai bisnis tersebut.
Lalu untuk perempuan, tujuan hidupnya misalnya ingin mendedikasikan diri sebagai ibu setelah bertahun-tahun berkarier.
"Misal teman perempuan punya keinginan untuk berperan sebagai ibu, jadi dipuas-puaskan berkarier sampai akhirnya mendedikasikan waktu, pikiran, dan tenaga saya untuk jadi ibu 100 persen untuk anak. That’s a purpose," terang Ewink.
2. Menemukan Value yang Berbeda
Kedua, kamu boleh memutuskan resign jika merasa ada perusahaan yang memiliki value yang sama denganmu.
Tentu saja, ini harus didahului dengan keyakinan bahwa selama ini value perusahaan tempatmu bekerja belum atau kurang sesuai dengan pribadimu.
Selain itu, Ewink menyarankan agar kamu tetap membandingkan dampak positif dan negatif dari perusahaan sekarang dengan yang kamu incar setelah resign.
Jika memang tempat kerjamu sekarang lebih banyak negatifnya, tidak masalah kalau memutuskan untuk resign.
"Ketika lingkungan pekerjaan masih dalam kontrol diri kita, kita masih bisa meng-handle itu semua supaya saya bisa lebih tenang," kata Ewink.
Baca Juga: Ini 5 Tanda Kamu Harus Segera Resign dan Mencari Lowongan Kerja Baru
"Tapi kalau ternyata enggak, lingkungannya toksik, atasannya enggak bagus, produknya enggak bikin kita bahagia, ternyata ada kebohongan-kebohongan di organisasi dan kita enggak bisa mengubah itu semua, keluar. Ngapain harus stay?" tambahnya.
3. Pahami Hal yang Tidak Boleh Jadi Alasan Resign
Tak sedikit karyawan resign karena konflik dengan rekan kantor, tidak suka dengan si A, dan sebagainya.
Pahamilah bahwa hal-hal semacam ini bukan sesuatu yang tepat untuk dijadikan alasan keluar dari perusahaan.
Resign bukanlah solusi karena pindah perusahaan tidak menjamin kamu takkan bertemu orang dengan karakter serupa.
Ewink menambahkan, resign haruslah keputusan yang diambil jika kamu siap dengan tujuan hidup tertentu dan ingin naik kelas.
Bukan lantaran emosi sesaat atau sebatas keinginan yang malah tidak memajukan dan menghambat kariermu.
Maka dari itu, perhatikan hal-hal di atas sebelum Kawan Puan memutuskan untuk resign, ya.
Baca Juga: Mau Resign? Ini Contoh Surat Pengunduran Diri untuk Cari Lowongan Kerja Baru
(*)