Parapuan.co - Oktober diperingati sebagai Bulan Kesadaran Kanker Payudara.
Hari Kanker Payudara Sedunia sendiri diperingati setiap tahunnya pada 26 Oktober.
Hal ini diperingati dengan tujuan untuk memberikan kesadaran lebih bagi para perempuan akan risiko kanker payudara, yang merupakan salah satu penyakit paling mematikan.
Bertepatan dengan bulan kesadaran Kanker Payudara, NalaGenetics, startup uji genetik di Asia Tenggara, meluncurkan MammoReady™.
Tes Prediksi Resiko Kanker Payudara yang menggabungkan analisis DNA komprehensif berdasarkan tiga risiko: risiko poligenik, risiko klinis, dan risiko monogenik.
Risiko poligenik memberikan skor untuk memperkirakan risiko berkembangnya penyakit dalam lima tahun ke depan.
Risiko monogenik mempertimbangkan kondisi kesehatan tertentu dengan memeriksa gen seperti BRCA1 dan BRCA2.
Terakhir, risiko klinis mengevaluasi individu berdasarkan risiko klinis dan genetik, mengkategorikan mereka ke dalam risiko tinggi atau rata-rata.
"Kami selalu berinovasi berdasarkan masalah yang dihadapi oleh orang-orang terdekat kami. Produk MammoReady™ juga tidak terlepas dari inspirasi anggota tim kami yang memiliki pengalaman tentang kesehatan dan kemungkinan kanker. Pada saat itu, beliau bingung mengenai langkah apa yang seharusnya diambil."
Baca Juga: Deteksi Dini Kanker Payudara, Ini Cara Melakukan SADARI di Rumah
"Dengan latar belakang cerita ini, kami mengambil kesimpulan deteksi dini penyakit, terutama kanker, sangat penting untuk mengetahui risiko dan tindakan yang harus diambil. Tentunya tes prediksi ini tidak terbatas pada penyakit kanker saja, NalaGenetics kedepannya sedang mempelajari berbagai penyakit krusial yang dapat dilakukan tes prediksi sebelumnya,” kata Levana Sani, CEO NalaGenetics, seperti dikutip dari rilis yang diterima PARAPUAN.
Hadir juga dalam acara ini cancer survivor Fenny Fei Fei yang berbagi cerita ketika ia didiagnosa kanker payudara stadium 4.
“Saat itu tahun 2018, saya didiagnosa Kanker Payudata stadium 4 di mana saat itu saya memiliki anak yang masih kecil. Saat itu merasa dunia seakan berakhir. Ketika anak saya masuk ke sekolah kelas 1 SD, hari pertama saya tidak bisa mengantarkan karena saya harus melakukan kemo.
"Namun dengan ada support system dari suami dan sekitar, saya merasa semua kembali positif. Hingga kini pun saya masih menkonsumsi obat kanker rutin dan masih baik-baik saja. Sayangnya deteksi dini seperti produk MammoReady™ belum ada. Karena kini sudah hadir maka akan sangat membantu masyarakat," ujar Fenny.
Di tahun 2022, sekitar 68-73% kasus kanker payudara terdeteksi pada tahap lanjut (tahap 3 dan 4), dengan tingkat kelangsungan hidup yang rendah, sekitar 70% dan 25%.
Rendahnya kesadaran deteksi dini menjadi penyebab tingginya tingkat kematian.
Dr. dr. Samuel J Haryono, Sp.B.(K).Onk., spesialis Bedah Onkologi RS Siloam MRCCC yang juga penasihat dalam pengembangan produk MammoReady™ mengungkapkan kanker payudara menjadi peringkat pertama penyakit mematikan di dunia.
"Penyakit ini memiliki penyebab yang bervariasi, termasuk faktor genetik gaya hidup dan hormonal. Disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih awal dan screening dini, terutama bagi kaum wanita, guna menekan tingkat kematian dan keparahan kondisi pasien," jelas dr. Samuel.
"Deteksi dini dapat dilakukan melalui pemeriksaan rutin sendiri (sadari) dan secara klinis kerumah sakit. Hadirnya alat tes prediksi yang cukup mudah digunakan menjadi alternatif pemeriksaan secara dini kanker payudara dan penggunaannya cukup mudah,” tambahnya
NalaGenetics berkomitmen untuk meningkatkan hasil pasien dan mempromosikan perawatan preventif di Asia Tenggara.
Peluncuran Tes Prediksi Risiko Kanker Payudara MammoReady™ diharapkan akan memiliki dampak signifikan pada industri bioteknologi dan masyarakat umum.
“Sebagai anggota keluarga pasien kanker payudara, saya berharap tes ini bisa memberikan jawaban dan rekomendasi aksi preventif.
"Tes MammoReady™ kami dibuat dengan teknologi dan data genomik terbaik untuk populasi Indonesia sehingga memberikan positive predictive value yang mendekati skrining Mammogram.
"Hasil tes ini dapat menimbulkan rekomendasi frekuensi pertemuan dengan dokter, umur memulai mammogram, dan juga preskripsi obat dan operasi untuk mencegah kanker, dengan persetujuan dokter dan pasien," terang Levana.
"Perlu diperhatikan bahwa hasil prediksi dari Tes Prediksi Risiko Kanker Payudara MammoReady™ terbagi menjadi dua kategori, yaitu Average dan Elevated, dengan makna tersendiri.
"Average menunjukkan risiko yang sebanding dengan masyarakat umum, sementara Elevated menunjukkan risiko yang lebih tinggi dari masyarakat umum. Pahami juga bahwa ini bukanlah diagnosa, melainkan prediksi yang memberikan rekomendasi mengenai langkah-langkah yang sebaiknya didiskusikan oleh dokter yang bertanggung jawab.” jelas Eric Aria Fernandez, PhD., Risk Prediction Product Manager NalaGenetics.
Tes Prediksi Risiko Kanker Payudara MammoReady™ dirancang untuk kemudahan penggunaan, hanya dengan 3 langkah: pengumpulan sampel dengan swab non-invasif yang dapat dilakukan di rumah, pengujian genetik, dan penerimaan hasil.
Pengguna dapat menantikan hasil mereka dalam waktu 4-6 minggu melalui PDF dan aplikasi seluler NalaGenetics yang dapat diunduh dari Google Play (Android) atau App Store (iOS).
Baca Juga: Rekomendasi dan Tips Olahraga untuk Pengidap Kanker Payudara
(*)