Parapuan.co - Menteri Kesehatan (Menkes) Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, membeberkan tahapan stunting serta pentingnya protein untuk pencegahan.
Budi Gunadi menyebutkan bahwa tahapan stunting itu dimulai dari berat badan anak yang tidak naik hingga stunting.
Namun selama tahapan stunting belum mencapai titik anak benar-benar mengalami stunting, protein hewani bisa menyelamatkan.
Protein hewani contohnya ayam dan telur akan sangat menolong anak terhindar dari stunting.
Akan tetapi, pemberian protein hewani ini harus diberikan secara intens agar anak yang sudah mengalami tahapan stunting tidak sampai mengalami stunting.
Mungkin, masih ada dari Kawan Puan yang belum tahu dan bertanya apa itu stunting, ya.
Menurut Budi Gunadi Sadikin, stunting adalah kondisi di mana anak-anak kekurangan gizi hingga mengganggu tumbuh kembangnya.
"Stunting itu kurang gizi, gizi kronis, dan stunting itu seperti kanker stadium lima," ucapnya saat ditemui PARAPUAN di Studio KompasTV, Jakarta, Kamis, (26/10/2023).
"Kalau anak stunting, itu taraf kecerdasannya di bawah," lanjutnya.
Baca Juga: Kisah Dua Srikandi untuk Negeri yang Berjuang Cegah Stunting Lewat 1000 Days Fund
Tahapan Stunting
Budi Gunadi menyebutkan jika anak sudah stunting, maka itu layaknya terkena kanker stadium akhir.
Pasalnya, sebelum anak kena stunting, ada tahapan stunting yang bisa diidentifikasi, yakni dari berat badannya.
Tahap awal atau pertama dari stunting adalah berat badan anak tidak naik.
"Sebelum stunting, itu ada tahap yang namanya berat badan, berat badan tidak naik, itu stadium satu," ucap Budi Gunadi.
Tahap kedua adalah berat badan anak kurang dari seharusnya anak di usia tertentu, tahap ketiga adalah gizi kurang.
Jika masalah berat badan dan gizi ini tidak terurus atau segera ditangani, maka akan masuk tahap keempat yaitu gizi buruk.
"Kalau itu nggak terurus, dia jadi turun ke berat badan kurang, dan urusan itu turun lagi ke stadium tiga gizi kurang dan turun lagi gizi buruk," jelas Menkes.
Terakhir tahap kelima barulah anak disebut stunting. "Nah, kalau sudah masuk stunting makin susah diperbaiki. Jadi kalau programnya bikinnya menyembuhkan stunting, yang benar adalah mencegah jangan sampai stunting," paparnya.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Stunting pada Anak dan Hal yang Bisa Jadi Penyebabnya
Pentingnya Protein untuk Pencegahan Stunting
Kawan Puan yang sudah jadi ibu jangan khawatir anak mengalami stunting karena kondisi tersebut bisa dicegah.
Bahkan jika anak sudah menunjukkan tanda-tanda berada di tahapan stunting, asal belum sampai stunting, hal tersebut bisa ditangani.
Caranya adalah dengan memberikan protein hewani kepada anak yang sudah menunjukkan tanda-tanda mengalami tahapan stunting.
Contohnya jika anak ditimbang berat badannya tidak naik, maka harus segera diberikan protein hewani secara intensif untuk menaikkan berat badan.
Protein hewani ini juga berfungsi untuk mendukung perkembangan otak anak.
"Begitu dia diukur berat badannya nggak naik, itu sudah langsung dikirim ke puskesmas, diberi makan protein hewani, harus protein hewani karena itu untuk perkembangan otak," jelas Budi.
"Dan itu harusnya dua sampai empat minggu dia sembuh, 80-90% sembuh," tambahnya.
Budi menegaskan, demi mencegah anak stunting, orang tua perlu rutin mengecek berat badannya, paling mudah adalah dengan dibawa ke posyandu.
"Jadi paling gampang setiap minggu diukurnya di posyandu, kalau berat badannya tidak naik, langsung dikasih makannya harus protein hewani, telur, ikan, ayam, bukan yang lain-lain," jelasnya.
Budi menyebut bahwa dalam protein hewani terkandung protein dan mikronutrien untuk perkembangan otak anak, sehingga asupan tersebut harus diberikan agar anak tidak sampai stunting.
"Karena ada kombinasi protein dan mikronutrien untuk perkembangan otak, harus protein hewani," pungkasnya.
Baca Juga: Jadi Masalah Tumbuh Kembang Anak, Ini Tahapan Penanganan Stunting
(*)