Pelari Perempuan Rentan Alami Catcalling, Ini Cara Ulfa Silviana Menghadapinya

Citra Narada Putri - Rabu, 1 November 2023
Pengalaman atlet lari Ulfa Silviana hadapi catcalling saat latihan.
Pengalaman atlet lari Ulfa Silviana hadapi catcalling saat latihan. (Instagram @itsupaaaaa)

Parapuan.co - Pelari perempuan sangat rentan mengalami pelecehan saat berolahraga.

Berdasarkan temuan oleh Running While Female (2017), diketahui bahwa tingkat pelecehan yang dialami oleh pelari perempuan terbilang tinggi.

Dalam temuan tersebut dipaparkan, sekitar 46 persen pelari perempuan di Inggris melaporkan bahwa mereka telah dilecehkan saat berlari.

Hal ini senada dengan hasil jajak pendapat yang dilakukan komunitas This Girl Can Run  di Inggris yang mengungkapkan bahwa sepertiga perempuan pernah menerima beberapa bentuk pelecehan seksual saat berlari sendirian.

Temuan ini juga mengungkapkan bahwa hampir sepertiga perempuan (lebih dari 60%) merasa cemas ketika berlari sendirian, dan hampir separuh dari mereka yang disurvei menyatakan bahwa ketakutan tersebut disebabkan oleh masalah keselamatan pribadi.

Selain itu, menurut World Players Association 2021 Census of Athlete Rights Experiences (CARE), sekitar 29,7 persen responden perempuan (dibandingkan dengan 6,1% responden laki-laki) menyatakan bahwa mereka kerap dipandang dengan cara yang membuat mereka merasa tidak nyaman.

Hal tersebut ternyata juga dialami oleh atlet lari estafet asal Jawa Barat, Ulfa Silviana, yang mengaku kerap mengalami catcalling saat latihan di jalanan ibukota. 

"Aku pernah beberapa kali di-catcalling-in sama beberapa orang," cerita Ulfa saat diwawancarai PARAPUAN di acara peluncuran Under Armour x Darbotz Capsule Collection di Jakarta (27/10/2023).

Menurutnya, peristiwa ini tentu sangat membuatnya merasa tak nyaman dan aman berlatih lari, bahkan di kota yang ramai seperti Jakarta sekalipun.

Baca Juga: Ini Pentingnya Baju Lari yang Nyaman Menurut Atlet Ulfa Silviana

"Awalnya aku diemin, tapi kok lama-lama orang-orang ini enggak paham," keluh Ulfa.

Disampaikan olehnya bahwa masih banyak orang yang menganggap bahwa perempuan yang mengenakan baju olahraga sedikit terbuka sebagai sorotan.

"Padahal kan kita kan olahraga. Kita olahragawan yang memang pakai bajunya begitu," jelasnya.

Berani Konfrontasi

Berdasarkan pengalaman Ulfa, memang ia beberapa kali mengalami catcalling saat sedang berolahraga.

"Waktu itu ada sempet udah ketiga kalinya aku samperin mereka (pelaku). Aku tanya 'kenapa? Ada masalah apa? Kita atlet loh'," ceritanya.

Disampaikan olehnya bahwa hal ini bukan bermaksud untuk menyombong, melainkan untuk memberikan penjelasan bahwa sebagai seorang atlet mereka memang harus berpakaian memakai baju olahraga.

Menurut Ulfa penting untuk melakukan konfrontasi terhadap pelaku pelecehan seperti catcalling.

Hal ini guna untuk memberikan pemahaman kepada mereka bahwa para atlet bukan subjek pelecehan.

Baca Juga: Raih Medali Emas, Pelari Jamaika Elaine Thompson-Herah Pecahkan Rekor di Olimpiade Tokyo 2020

Cara Lari Aman

Berdasarkan suvey yang dilakukan oleh komunitas RunTogether, kendatipun kaum hawa lebih rentan mengalami pelecehan seksual, namun sebagian besar perempuan bersikeras untuk tidak berhenti berlari.

Adapun lebih dari separuh perempuan (56%) mengatakan bahwa berlari bersama orang lain akan membuat mereka merasa lebih aman.

Namun, tak dapat dimungkiri bahwa sulit untuk melihat hal ini sebagai solusi terhadap masalah pelecehan seksual terhadap pelari perempuan.

Karena tak setiap saat kita bisa berlari bersama-sama, baik karena masalah waktu, durasi maupun rute. 

Penting untuk diingat bahwa perempuan, yang kerap jadi korban pelecehan seksual di jalan, tidak seharusnya bertanggung jawab mengubah hidup dan hobinya untuk menghindari situasi yang mungkin membuat mereka merasa tidak nyaman dan tidak aman.

Melainkan pelakulah yang harusnya bertanggung jawab terhadap tindak tanduknya.

Kita perlu mendidik laki-laki untuk memahami betapa terintimidasinya perasaan perempuan.

Jika mereka tahu betapa takut atau gugupnya saudara perempuan atau pacar mereka ketika orang asing memberikan komentar yang menjurus (catcalling), mereka seharusnya tidak akan melakukan hal tersebut terhadap orang lain.

(*)

Baca Juga: 5 Rekomendasi Topi Lari yang Viral di TikTok, Mulai Rp70 Ribuan



REKOMENDASI HARI INI

Stylish Tanpa Ribet, Ini Tips Gaya Santai untuk CFD-an Akhir Pekan