"Waktu itu pikiran saya bukan untuk menggantikan pekerjaan saya, tapi untuk tetap berkontribusi. Akhirnya saya manfaatkan tuh social media," tutur Dea.
Lantaran niat utamanya adalah berbagi, Dea Rizkita sendiri tidak menjadikan konten sebagai sumber pendapatan utamanya.
"Jadi posisi saya bukan sebagai content creator yang 100 persen hidup dari konten," katanya.
Beradaptasi atau Mati
Alih-alih hidup dari konten, Dea mengaku dirinya hanyalah seorang profesional yang beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Ia punya prinsip beradaptasi atau mati. Caranya beradaptasi ialah membagikan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki melalui media sosial, yaitu berupa konten digital.
"Saya menjawab peluang dengan bermain di media sosial. Karena saya paham betul pada akhirnya, adaptasi atau mati," ungkap Dea.
Media sosial Dea yang kini berisi berbagai konten pun dijadikannya sebagai portofolio.
Dari situlah, orang-orang yang akan menggunakan jasa Dea Rizkita dapat melihat apakah kontennya sesuai dengan misi brand atau tidak.
Baca Juga: Sukses Jadi Konten Kreator Berpenghasilan Rp 30 Juta Sebulan, Begini Tipsnya!