Inspirasi tersebut diperolehnya setelah tahu bahwa kain ecoprint tersedia secara terbatas karena hanya ada satu desain, satu warna, dan satu pola.
Awalnya Ria ingin membeli hijab ecoprint, tetapi tidak bisa mengklik tambah pesanan dan hanya dapat membeli satu saja.
"Saya penasaran kok itu motifnya hanya bisa dibeli satu dan hanya tersedia satu," kata Ria.
Lalu, ia mencari tahu terlebih dulu tentang apa itu ecoprint hingga akhirnya belajar membuat secara otodidak.
"Saya cari di Google apa itu ecoprint, kemudian saya lihat di YouTube cara membuatnya. Awalnya otodidak," ungkap Ria lagi.
Namun karena video pembuatan ecoprint di YouTube informasinya terbatas, barulah Ria mengikuti kursus online berbayar.
Ria belajar mencetak dedaunan dan bahan-bahan dari alam untuk diaplikasikan ke kain.
Kemudian, ia bekerja sama dengan rekannya Anita Tanaem yang punya pengetahuan dalam desain yang berperan menyulap kain ecoprint Ria menjadi produk fesyen.
Kini, bisnis Ageman Ecoprint Ria dan Anita bisa dibilang sudah semakin berkembang.
Tak hanya menjalankan ide usaha yang ramah lingkungan, Ria juga memberdayakan perempuan untuk membantunya menciptakan motif-motif kain ecoprint di Ageman.
Wah, keren dan inspiratif sekali ya, Kawan Puan? Semoga informasi di atas bermanfaat, ya.
Untuk tahu cerita lengkap Ria Prawita Sari memulai bisnis Ageman Ecoprint, simak video Podcast Cerita Parapuan Episode 42 berikut ini:
Baca Juga: Ria Prawita Sari, Srikandi untuk Negeri Pemilik Bisnis Fashion Ramah Lingkungan
(*)