Selain itu, film ini juga berhasil mengisahkan bagaimana cancel culture di internet bisa membawa dampak besar terhadap kehidupan seseorang di dunia nyata.
Pasalnya, selain dikucilkan di dunia maya, Ibu Prani juga ikut mendapat perlakuan kurang menyenangkan, baik dari masyarakat sekitar maupun pihak sekolah.
Baca Juga: Videonya Viral di Medsos, Ini Cerita Prilly Latuconsina Keluarkan Air Mata Kiri
Video viral tersebut juga ikut memicu efek domino kepada kedua anak Ibu Prani. Akibatnya, kondisi ekonomi keluarga Ibu Prani pun ikut berada di ujung tanduk.
Meski pola kasus video viral sering terjadi di dunia nyata, Wregas yang juga merangkap sebagai penulis naskah berhasil memaparkan situasi sosial saat ini. Ibu Prani, meskipun masih memiliki suami, digambarkan sebagai sosok perempuan kepala keluarga.
Sayangnya, ia harus mengalami perundungan akibat video viral yang merekam dirinya. Media sosial pun digambarkan sebagai bola liar yang rentan menyerang siapa saja, khususnya perempuan.
Selain itu, Wregas juga memasukkan banyak unsur semiotik di dalam film ini. Tiap warna, benda, bahkan adegan di dalamnya punya arti tersendiri.
Baca Juga: Sosok Bu Prani Terinspirasi dari Tokoh Nyata, Intip Fakta Film Budi Pekerti
Contohnya, seragam Bu Prani, masker di sekolah, helm, otopet berwarna kuning kecokelatan yang bisa Kawan Puan temukan di film ini. Warna kuning ini ternyata terinspirasi dari warna buku Pendidikan Moral dan Pancasila (PMP) zaman dulu.
Wregas Bhanuteja memilih warna kuning dari buku PMP zaman dulu karena buku PMP erat kaitannya dengan budi pekerti, guru, dan sekolah yang banyak dibahas dalam film.
Di samping itu, ring light yang ditampilkan dalam poster utama film Budi Pekerti juga punya makna semiotik yang diciptakan oleh Wregas.
Ring light yang digunakan oleh Muklas untuk membuat konten video itu diartikan sebagai hantu yang terus mengikuti dan menghantui keluarga Ibu Prani selama videonya viral dan kariernya terancam.
Sumur pun dimaknai sebagai tempat berkumpul keluarga Ibu Prani, di mana ada banyak kegiatan dilakukan di sana.
Wregas juga menggunakan kejadian-kejadian asli yang terjadi selama pandemi, misalnya otopet yang ramai digunakan di Yogyakarta, ibu-ibu senam dengan lagu remix, hingga sosok gurunya di masa sekolah yang jadi inspirasi tokoh Bu Prani.
Secara keseluruhan, film Budi Pekerti menjadi salah satu sinema layar lebar yang sukses menyampaikan pesan moral bagi para penontonnya. Alur ceritanya yang realistis ini dijamin akan membuat penonton menebak-nebak bagaimana akhir cerita dari kasus Ibu Prani.
Bagaimana, tertarik untuk menonton film ini? Yuk, segera beli tiketnya di bioskop-bioskop terdekat!