Advertorial

Review Film Budi Pekerti: Ketika Video Viral Berdampak Negatif untuk Subyek di Dalamnya

Fathia Yasmine - Jumat, 3 November 2023
Film Budi Pekerti kini bisa ditonton di bioskop terdekat
Film Budi Pekerti kini bisa ditonton di bioskop terdekat DOK. Rekata Studio

 

Parapuan.co – Fenomena mengunggah video pertengkaran atau kejadian yang memicu perdebatan di internet, kini seolah menjadi hal yang lumrah dilakukan. 

Sayangnya, aksi ini seringkali berubah menjadi bumerang bagi pengunggah maupun individu yang ada di dalam video tersebut.

Apalagi, ketika isi video tersebut bertentangan dengan norma atau kebiasaan masyarakat. Ujaran kebencian hingga sanksi sosial pasti akan diberikan kepada salah satu atau kedua belah pihak.

Pada kasus yang lebih ekstrem, kedua belah pihak juga berisiko mengalami backlash dan kehilangan reputasi baik secara online maupun offline, seiring dengan bertambahnya jumlah penonton maupun komentator di video tersebut.

Pesan inilah yang tim Parapuan tangkap ketika menonton film Budi Pekerti besutan sineas muda asal Yogyakarta, Wregas Bhanuteja.

Baca Juga: Sinopsis Film Budi Pekerti, Guru BK Perempuan yang Tersangkut Kasus Video Viral

Film yang tayang perdana pada Kamis (2/11/2023) ini hadir dengan cerita yang lekat dengan fenomena viralnya peristiwa hingga cancel culture di ranah media sosial.

Alur cerita berawal dari pertikaian seorang guru Bimbingan dan Konseling (BK) bernama Ibu Prani (Sha Ine Febriyanti) di sebuah warung legendaris di Kota Yogyakarta. Kala itu, ia memarahi seorang laki-laki lantaran menyerobot antrean yang sudah disediakan.

Karena situasi sedang ramai, masyarakat sekitar yang ikut mengantre pun berkerumun untuk merekam pertengkaran keduanya.

Nahas, video tersebut diunggah ke media sosial dan ditonton oleh banyak orang yang tidak mengerti konteks serta kejadian sebenarnya. 

Akhirnya, video tersebut viral dan mengundang kontroversi. Ramai-ramai warganet menghujat Ibu Prani tanpa memahami latar persoalan yang sebenarnya terjadi. 

Cuplikan trailer Budi Pekerti
Cuplikan trailer Budi Pekerti DOK. Rekata Studio

Hal ini memengaruhi kehidupan Ibu Prani. Ia mendapat penilaian yang tidak adil dan kelakuannya dianggap kurang pantas sebagai guru. 

Pasalnya, Ibu Prani adalah seorang guru bimbingan dan konseling (BK) yang dianggap sebagai penuntun budi pekerti para murid. Ia akhirnya dianggap melanggar kode etik di sekolah tempatnya bekerja dan kariernya terancam.  

Kasus video viral ini pun akhirnya diketahui oleh kedua anak Ibu Prani, Muklas (Angga Yunanda) dan Tita (Prilly Latuconsina).

Keduanya akhirnya harus turun tangan untuk memperbaiki citra sang ibu, sekaligus menjaga agar bapak mereka, Pak Didit (Dwi Sasono) yang memiliki kondisi gangguan bipolar. Mereka tidak ingin sang ayah mengalami serangan panik akibat masalah ini.

Bawa plot twist dan unsur semiotik

 

Cuplikan trailer Budi Pekerti
Cuplikan trailer Budi Pekerti DOK. Rekata Studio

Film berdurasi 111 menit ini berhasil membuat penonton berkaca akan aktivitas dan perilaku para netizen di media sosial. Salah satunya, cepat memihak pada salah satu pihak tanpa tahu kebenaran di balik video tersebut.

Selain itu, film ini juga berhasil mengisahkan bagaimana cancel culture di internet bisa membawa dampak besar terhadap kehidupan seseorang di dunia nyata. 

Pasalnya, selain dikucilkan di dunia maya, Ibu Prani juga ikut mendapat perlakuan kurang menyenangkan, baik dari masyarakat sekitar maupun pihak sekolah.

Baca Juga: Videonya Viral di Medsos, Ini Cerita Prilly Latuconsina Keluarkan Air Mata Kiri

Video viral tersebut juga ikut memicu efek domino kepada kedua anak Ibu Prani. Akibatnya, kondisi ekonomi keluarga Ibu Prani pun ikut berada di ujung tanduk.

Meski pola kasus video viral sering terjadi di dunia nyata, Wregas yang juga merangkap sebagai penulis naskah berhasil memaparkan situasi sosial saat ini. Ibu Prani, meskipun masih memiliki suami, digambarkan sebagai sosok perempuan kepala keluarga. 

Sayangnya, ia harus mengalami perundungan akibat video viral yang merekam dirinya. Media sosial pun digambarkan sebagai bola liar yang rentan menyerang siapa saja, khususnya perempuan. 

Selain itu, Wregas juga memasukkan banyak unsur semiotik di dalam film ini. Tiap warna, benda, bahkan adegan di dalamnya punya arti tersendiri.

Baca Juga: Sosok Bu Prani Terinspirasi dari Tokoh Nyata, Intip Fakta Film Budi Pekerti

Contohnya, seragam Bu Prani, masker di sekolah, helm, otopet berwarna kuning kecokelatan yang bisa Kawan Puan temukan di film ini. Warna kuning ini ternyata terinspirasi dari warna buku Pendidikan Moral dan Pancasila (PMP) zaman dulu.

Wregas Bhanuteja memilih warna kuning dari buku PMP zaman dulu karena buku PMP erat kaitannya dengan budi pekerti, guru, dan sekolah yang banyak dibahas dalam film. 

Di samping itu, ring light yang ditampilkan dalam poster utama film Budi Pekerti juga punya makna semiotik yang diciptakan oleh Wregas.

Ring light yang digunakan oleh Muklas untuk membuat konten video itu diartikan sebagai hantu yang terus mengikuti dan menghantui keluarga Ibu Prani selama videonya viral dan kariernya terancam. 

Sumur pun dimaknai sebagai tempat berkumpul keluarga Ibu Prani, di mana ada banyak kegiatan dilakukan di sana.

Wregas juga menggunakan kejadian-kejadian asli yang terjadi selama pandemi, misalnya otopet yang ramai digunakan di Yogyakarta, ibu-ibu senam dengan lagu remix, hingga sosok gurunya di masa sekolah yang jadi inspirasi tokoh Bu Prani.

Secara keseluruhan, film Budi Pekerti menjadi salah satu sinema layar lebar yang sukses menyampaikan pesan moral bagi para penontonnya. Alur ceritanya yang realistis ini dijamin akan membuat penonton menebak-nebak bagaimana akhir cerita dari kasus Ibu Prani.

Bagaimana, tertarik untuk menonton film ini? Yuk, segera beli tiketnya di bioskop-bioskop terdekat!

Penulis:
Editor: Sheila Respati
REKOMENDASI HARI INI

6 Bahan Alami untuk Membantu Mengatasi Masalah Biang Keringat