Kondisi tersebut terjadi karena gula mungkin memicu peningkatan insulin yang meningkatkan peradangan, salah satu faktor pendorong berkembangnya jerawat.
Gula juga meningkatkan faktor pertumbuhan tertentu yang meningkatkan kadar androgen, yaitu hormon yang berhubungan dengan produksi minyak, penyebab pori-pori tersumbat.
3. Memperburuk Kondisi Psoriasis
Psoriasis adalah penyakit autoimun di mana sel-sel kulit tumbuh sangat cepat, menyebabkan plak dan pengeroposan.
Berdasarkan studi yang diterbitkan oleh National Library of Medicine, penelitian pada hewan mulai menjelaskan peran pola makan, termasuk gula, dalam perkembangan psoriasis.
Ketika tikus diberi makanan tinggi gula dan lemak, yang mirip dengan makanan Barat, mereka mengalami peradangan mirip psoriasis hanya dalam waktu empat minggu, jelas salah satu penulis studi Samuel Hwang, MD, PhD, profesor dan ketua dermatologi di UC Davis Health di Sacramento, California, Amerika Serikat.
Meskipun penelitian dilakukan ke tikus, namun Samuel Hwang yakin bahwa hasilnya mungkin juga berlaku pada manusia.
Menurut Samuel Hwang, penelitian pada tikus menunjukkan bahwa peningkatan peradangan dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap psoriasis.
Selain itu, pada beberapa kasus, memicu perubahan yang terlihat pada kulit sejalan dengan gejala psoriasis, seperti kemerahan dan plak.
Samuel Hwang menyatakan orang juga dapat mengalami peradangan subklinis, yaitu tidak ada kulit yang terlihat kemerahan atau bersisik, namun terasa gatal.
Ia menjelaskan perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui dampak gula terhadap psoriasi pada manusia.
Selain itu, mengetahui bahwa dampak gula pada psoriasis, Samuel Hwang pun melnyarankan beralih ke pola makan Baray ke pola makan mediterania yang banyak mengonsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Baca Juga: Viral di TikTok, Ini 5 Manfaat Facial Steam bagi Kulit Wajah
(*)