Parapuan.co - Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum kehamilan ibu mencapai usia 37 minggu. Bayi prematur lahir lebih awal.
Kelahiran prematur pada bayi sangat berisiko karena tubuh bayi belum berkembang dengan sempurna.
Risiko bayi mengalami gangguan kesehatan semakin meningkat jika ia lahir semakin cepat.
Bertepatan dengan Hari Prematur Sedunia 17 November, penting mengetahui apa saja risiko yang mungkin dialami oleh bayi prematur.
Melansir dari laman Cleveland Clinic, berikut penjelasannya.
Masalah Kesehatan Bayi Prematur
Janin membutuhkan masa penuh di dalam rahim untuk berkembang.
Jika mereka dilahirkan terlalu dini, mereka mungkin tidak berkembang sempurna.
Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Baca Juga: Jelang Hari Prematur Sedunia, Apa Itu Kelahiran Prematur dan Gejalanya?
Beberapa kondisi kesehatan paling umum yang memengaruhi bayi prematur adalah:
- Apnea prematuritas atau jeda pernapasan sementara saat tidur.
- Displasia bronkopulmoner atau paru-paru yang kurang berkembang.
- Perdarahan intraventrikular atau perdarahan di otak.
- Enterokolitis nekrotikans atau radang usus.
- Sepsis neonatal yang juga dikenal dengan infeksi darah.
- Patent Ductus Arteriosus (PDA) atau aliran darah abnormal pada jantung.
- Retinopati prematuritas atau keterbelakangan pembuluh darah di mata.
Baca Juga: Bayi Prematur dan Berat Lahir Rendah Tingkatkan Risiko Stunting
Bukan hanya berisiko pada masalah kesehatan, bayi lahir prematur juga berisiko mengalami masalah perkembangan. Mereka mungkin akan mengalami:
- Kelumpuhan otak.
- Masalah pendengaran dan penglihatan.
- Kesulitan mempelajari sesuatu.
- Pertumbuhan yang buruk.
Cara Mencegah Kelahiran Prematur
Belum diketahui cara pasti untuk mencegah kelahiran prematur. Akan tetapi kamu bisa mengambil langkah-langkah berikut untuk mengurangi risiko kelahiran prematur.
Langkah menurunkan risiko kelahiran prematur:
1. Hindari rokok, alkohol, atau obat-obatan tertentu saat hamil.
2. Konsumsi makanan yang sehat dengan gizi seimbang.
3. Dapatkan perawatan prenatal selama masa kehamilan.
4. Kurangi tingkat stres.
5. Tunggu setidaknya 18 bulan di antara kehamilan.
Kawan Puan, itu tadi penyakit yang rentan menyerang bayi prematur.
Jadi, jaga kesahatanmu dan janin dalam kandungan, ya!
Baca Juga: Prematur hingga Autisme, Ini Dampak Polusi Udara Bagi Ibu Hamil
(*)