Parapuan.co - Kanker serviks atau kanker laher rahim masih menjadi momok banyak perempuan di Indonesia.
Bagaimana tidak, jenis kanker satu ini bisa dikatakan sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi.
Perlu diketahui bahwa kanker serviks menduduki urutan kedua kanker paling berisiko bagi perempuan, sementara di urutan teratas masih diduduki kanker payudara.
Mengapa tingkat kematian kanker serviks cukup tinggi?
Dalam webinar "Perluas Cakupan, Perkuat Kesadaran: Bersama Capai Generasi Bebas Kanker Serviks" pada Selasa (14/11/2023), Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine, MKM menjelaskan ada beberapa alasan mengapa kanker jenis ini memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi.
Hal ini disebabkan karena penderita sudah terlambat menyadari bahwa dirinya mengidap kanker serviks.
"Tingkat kematian jika seseorang sudah dinyatakan kanker serviks cukup tinggi, karena umumnya penderita datang sudah terlambat," ucap dr. Prima Yosephine, MKM.
Bukan itu saja, dr. Prima Yosephine, MKM bahkan memaparkan sebuah data bahwa pada tahun 2020 ada 33.633 kasus kanker serviks baru dengan kematian mencapai 21.003 orang.
Meski berisiko mematikan, dr. Prima Yosephine, MKM menyebut jika kanker serviks nyatanya dapat dicegah
Baca Juga: Viral di TikTok, Dokter Jelaskan Perbedaan IVA Test dan Pap Smear
Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker serviks?
Berdasarkan penjelasannya, kanker serviks bisa dicegah dengan melakukan imunisasi.
"Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang paling murah. Karena jika sudah terinfeksi kanker serviks sudah pasti mahal biayanya," imbuhnya.
Adapun imunisasi untuk kanker serviks yakni imunisasi HPV (human papillomavirus vaccine).
Bagi kamu yang masih asing, vaksin HPV ini merupakan jenis vaksin yang dapat membantu melindungi seseorang dari infeksi HPV.
Hal ini lantaran infeksi HPV menjadi penyebab utama kanker serviks pada perempuan.
Virus HPV ini sendiri bisa menyebar melalui hubungan seksual.
Baca Juga: Penyebab Kematian Tertinggi Kedua, Dokter Berpesan Segera Sadari Gejala Kanker Serviks
Imunisasi HPV penting untuk dilakukan oleh perempuan usia remaja, dewasa, bahkan anak-anak.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Kevin Tali, Sp. OG, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan menyatakan bahwa imunisasi HPV ini disarankan diberikan pada perempuan yang belum menikah maupun belum aktif melakukan hubungan seksual.
"Pemberian imunisasi HPV disarankan diberikan pada perempuan yang belum menikah atau belum aktif secara seksual agar perlindungannya bekerja lebih baik," ucap dr. Kevin Tali.
"Meski demikian, bagi perempuan menikah yang belum terpapar HPV, imunisasi ini juga penting dilakukan," tambahnya.
Lebih lanjut, dr. Kevin Tali juga mengatakan bahwa bagi perempuan usia subur yakni usia 30 sampai 50 tahun, World Health Organization (WHO) juga menyarankan untuk skrining kanker serviks secara rutin.
Hal ini dilakukan untuk mendeteksi infeksi HPV secara dini sebelum terlambat.
"Bagi wanita usia subur (WUS) usia 30 – 50, World Health Organization (WHO) juga merekomendasikan untuk melakukan skrining kanker serviks secara rutin, untuk mendeteksi infeksi HPV sebagai penyebab utama kanker serviks," tegasnya.
Kurangnya Kesadaran Masyarakat Akan Pentingnya Imunisasi HPV
Sayangnya, masih ada keengganan di tengah masyarakat untuk melakukan skrining dan mendapatkan imunisasi HPV.
Pada tahun 2023, cakupan skrining kanker serviks di Indonesia hanya mencapai 7,02 persen dari target 70 persen.
Hal ini disebabkan karena masih banyaknya informasi tidak tepat seputar kanker serviks dan imunisasi HPV turut andil dalam kondisi ini.
"Mitos bahwa kanker serviks adalah penyakit orang yang sudah berkeluarga, sehingga anak-anak tidak perlu diberi imunisasi HPV, atau bahwa imunisasi kanker serviks bisa menyebabkan kemandulan, menjadi beberapa informasi kurang tepat yang beredar di masyarakat," ungkap Dokter Spesialis Anak, dr. Kurniawan Satria Denta, M.Sc, Sp.A.
Kawan Puan, itu tadi beberapa hal yang perlu kamu ketahui terkait pentingnya imunisasi HPV.
Apakah kamu sudah melakukan imunisasi ini?
Baca Juga: Tanya Dokter Obgyn: Vaksin Kanker Serviks setelah Menikah, Bagaimana Efektivitasnya?
(*)