"Mitos bahwa kanker serviks adalah penyakit orang yang sudah berkeluarga, sehingga anak-anak tidak perlu diberi imunisasi HPV," ucap Dokter Spesialis Anak, dr. Kurniawan Satria Denta, M.Sc, Sp.A.
Bukan itu saja, mereka juga khawatir jika imunisasi kanker serviks bisa menyebabkan kemandulan.
"Atau bahwa imunisasi kanker serviks bisa menyebabkan kemandulan, menjadi beberapa informasi kurang tepat yang beredar di masyarakat," tambahnya.
Oleh karena itu, dr. Kurniawan menegaskan bahwa penting bagi orang tua memahami manfaat imunasi HPV guna melindungi anak dari risiko kanker serviks di masa yang akan datang.
"Karenanya, penting bagi orang tua memahami dengan baik manfaat imunisasi HPV guna melindungi anak dari risiko kanker serviks di masa yang akan datang," tegasnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine, MKM.
Menurut dr. Prima, imunisasi HPV di tahun 2023 melalui program BIAS baru mencapai 65,5 persen saja.
Di sisi lain, untuk menurunkan angkat kesakitan dan kematian akibat kanker serviks dibutuhkan capaian imunisasi HPV minimal 90 persen.
"Saat ini, imunisasi HPV tahun 2023 melalui program BIAS baru mencapai 65,5%. Untuk mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks diperlukan capaian imunisasi HPV minimal 90%," ucap dr. Prima.
"Inilah mengapa, kesadaran bagi orang tua untuk memanfaatkan program imunisasi HPV nasional perlu terus diperkuat, guna melindungi anak-anak dari resiko kanker serviks di masa depan," pungkasnya.
Baca Juga: Kanker Serviks Mengintai, Deteksi Dini dengan Tes HPV DNA Genotyping
(*)