Parapuan.co - Kita tak lagi bisa menutup mata bahwa rusaknya lingkungan menyebabkan krisis iklim yang berdampak pada buruk pada banyak aspek kehidupan.
Salah satunya adalah menimbulkan risiko tinggi terhadap kegagalan panen dan tanam yang dialami oleh para petani serta petambak di beberapa daerah di Indonesia.
Misalnya saja seperti kopi di Banjarnegara, beras di Gunung Kidul, ikan bandeng di Gresik, hingga pala dan cengkeh di Maluku.
Tak banyak disadari bahwa bahan-bahan pangan ini kini berada di ambang kepunahan, yang kelak tak lagi bisa kita nikmati jika tidak ditangani akar masalahnya mulai dari sekarang.
Untuk semakin menyadarkan masyarakat tentang ancaman-ancaman tersebut, jenama mode berkelanjutan Sejauh Mata Memandang (SMM) bersama dengan organisasi Greenpeace Indonesia menghadirkan pameran bertajuk “Kedai Kita" di Plaza Indonesia, Jakarta.
Dalam pameran "Kedai Kita" yang akan diadakan mulai dari 1 sampai 10 Desember 2023 ini terdapat tiga area utama yang bisa dikunjungi.
Di antaranya adalah Kopi Tinggal Kenangan, Warung Nasib Kita di Masa Depan (WarNas), dan Warung Sejauh Mata Memandang yang dirancang oleh Keluarga Sejauh, Felix Tjahyadi.
Rancangan kali ini menggunakan 90 persen material guna ulang (reuse), seperti panel kayu bangunan dari kegiatan SMM sebelumnya serta kain perca dari sisa produksi SMM yang didaur naik (upcycle).
Maka dari itu, pameran "Kedai Kita" memberikan sentuhan rancangan yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Baca Juga: Ini Rekomendasi Denim Ramah Lingkungan, Menggunakan Benang Daur Ulang
Tiga area yang disajikan dalam pameran "Kedai Kita" ini memiliki pesan yang bermakna untuk disampaikan oleh masyarakat.
Misalnya dalam area Kopi Tinggal Kenangan, ingin menjelaskan bahwa kopi merupakan tanaman yang sangat rentan terhadap krisis iklim.
Penurunan kualitas maupun kuantitas biji kopi telah dialami oleh petani kopi di berbagai wilayah akibat cuaca ekstrim yang tidak bisa terprediksi, salah satunya adalah Banjarnegara.
Di area ini pula, pengunjung dapat mencicipi cita rasa kopi yang saat ini terancam hanya akan menjadi kenangan akibat krisis iklim.
Di area Warung Nasib Kita di Masa Depan (WarNas) ingin menginformasikan tentang ketahanan pangan Indonesia yang biasa kita konsumsi sehari-hari seperti beras, sayur mayur, ikan, buah, serta bumbu dapur seperti cabai, garam, dan rempah, yang juga terancam akibat krisis iklim.
Dijelaskan bahwa para petani kesulitan memprediksi masa tanam akibat anomali cuaca, juga kewalahan menghadapi hama dan penyakit tanaman.
Pada area Warung Sejauh Mata Memandang, menghadirkan toko pop-up yang dirancang menyerupai warung.
Baca Juga: Sentil Isu Konservasi Alam, Sejauh Mata Memandang Rilis Koleksi Terbatas Bertajuk Rimba
Ada berbagai koleksi pakaian hingga pernak-pernik unik hasil dari kreasi daur naik (upcycle) kain-kain perca motif khas Sejauh Mata Memandang.
Khusus untuk Warung Sejauh Mata Memandang akan beroperasi hingga tanggal 11 Januari 2024.
Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang, mengatakan bahwa ia melihat pentingnya berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam berkontribusi menyelesaikan krisis iklim.
"Kali ini kami berkolaborasi dengan Greenpeace Indonesia dan didukung oleh Plaza Indonesia dalam menghadirkan sebuah karya seni dan edukasi “Kedai Kita”, dengan harapan semakin banyak pihak yang terlibat, maka akan semakin terdengar suara kita dan timbul kesadaran kolektif serta aksi nyata dalam menyelamatkan bumi,” ujarnya (1/12/2023).
Di sisi lain Adila Isfandiari, Climate and Energy Campaigner Greenpeace Indonesia, menjelaskan bahwa melalui pameran ini ingin mengajak publik untuk memahami masalah krisis iklim yang dampaknya sudah sampai di meja makan.
"Selain itu, “Kedai Kita” juga merupakan bagian dari rangkaian kegiatan ‘Berhenti Basa Basi Buat Bumi’. Sesuai dengan judulnya, kami juga ingin mengajak publik untuk bersuara dan beraksi untuk iklim serta mendesak pemerintah untuk berhenti basa-basi mengobral janji dan solusi palsu, dan segera lakukan aksi iklim yang nyata,” ceritanya.
Menariknya lagi, seperti dijelaskan oleh Chitra Subyakto, Kawan Puan yang mengunjungi pameran "Kedai Kita" juga bisa menyampaikan pesan digital untuk nantinya akan disampaikan kepada pemerintah.
Baca Juga: Perpanjang Siklus Hidup Pakaian, Sejauh Mata Memandang Rilis Koleksi Baur di JFW 2023
"Ini adalah sebuah pengumpulan data bahwa banyak dari kita semua yang sudah mempertanyakan hal ini (krisis iklim) supaya mereka (pemerintah) juga bergerak membuat perubahan," cerita Chitra.
Tak hanya itu, dijelaskan juga olehnya bahwa tujuh sumber pangan yang terancam punah ini, juga akan dijadikan motif oleh Chitra Subyakto dalam produk Sejauh Mata Memandang.
Lebih dari itu, Sejauh Mata Memandang dan Greenpeace Indonesia juga akan turut menghadirkan rangkaian kegiatan berjudul Berhenti Basa Basi Buat Bumi.
Rangkaian kegiatan ini akan diselenggarakan di KALA di Kalijaga, Blok M, Jakarta Selatan mulai tanggal 6 hingga 10 Desember mendatang, yang menghadirkan pameran foto dampak krisis iklim terhadap pangan, experience room dan berbagai aktivitas menarik lainnya.
Aktivitas-aktivitas tersebut pun dapat Kawan Puan ikuti secara gratis dengan cara mendaftar di act.gp/ikutan-b5.
(*)