Mengenal Mycroplasma Pneumoniae, Bakteri Penyebab Pneumonia yang Sudah Ada Sejak Sebelum Covid-19

Maharani Kusuma Daruwati - Sabtu, 2 Desember 2023
Mengenal mycroplasma pneumoniae, bakteri penyebab pneumonia
Mengenal mycroplasma pneumoniae, bakteri penyebab pneumonia Freepik

Parapuan.co - Belakangan masyarakat kembali dihebohkan dengan kabar merebaknya pneumonia misterius.

Sejak Oktober 2023 lalu, pneumonia misterius pada anak ini dikabarkan mulai menyebar di China.

Baru-baru ini bahkan dikabarkan mulai menyebar di beberapa negara di Eropa seperti di Denmark dan Belanda.

Meski belum ditemukan kasus di Indonesia, namun masyarakat harus tetap waspada.

Menanggapi hal tersebut, Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc. Sp.P(K)., dokter spesialis paru di RSUP Persahabatan pun memberikan penjelasan.

Dalam konferensi pers virtual yang digelar pada Jumat (1/12/2023) kemarin, Erlina menjelaskan bahwa pneumonia merupakan salah satu masalah utama dalam kesehatan di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.

Kasus baru pneumonia komunitas di dunia bervariasi dari 1,5 hingga 14 kasus per 1000 penduduk.

Pada populasi umum, tingkat kematian dilaporkan mencapai 7,6 persen pada pasien rawat inap.

Kasus kematian karena pneumonia juga lebih banyak terjadi pada anak. Pada 2017, pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada anak usia 5 tahun di Indonesia dan mencapai 15 persen dari seluruh kematian anak.

Baca Juga: Viral Wabah Pneumonia Misterius di Cina, Bisakah Sampai ke Indonesia?

Erlina menjelaskan, pneumonia adalah peradangan akut pada paru yang disebabkan oleh patogen seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit.

Menurut penjelasannya, pneumonia yang belakangan ramai jadi perbincangan merupakan pneumonia yang disebabkan oleh infeksi mycroplasma pneumoniaeIa juga mengatakan bawah bakteri ini sudah ada sejak lama

"Mycroplasma pneumoniae ini adalah bakteri atipik, atypical yang berarti dia berbeda. Ini merupakan salah satu penyebab infeksi pernapasan yang sudah ada sejak sebelum pandemi Covid-19," terang Erlina Burhan.

"Jadi, ini bukan suatu penyakit yang baru.Bahkan sejak sebelum pandemi Covid-19 kuman ini sudah ada sebagai penyebab pneumonia," ujar Ketua POKJA Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) ini.

Mycroplasma pneumoniae ini dapat ditularkan lewat cairan droplet melalui udara (airbone).

Cara Infeksi Mycroplasma Pneumoniae 

Bagaimana mycroplasma pneumoniae menginfeksi tubuh?

Bakteri ini merupakan patogen ekstrasel, sehingga ia sangat bergantung pada epitel sistem pernapasan dan faktor virulensinya untuk bertahan hidup.

Baca Juga: Merebak di Cina, Ini 3 Cara Mencegah Penularan Pneumonia pada Anak

"Jadi dia menempel pada epitel, lalu memproduksi hidrogen periksida dan superoksida, zat yang berbahaya terhadap sel. Yang kemudian akan menyebabkan kerusakan pada sel epitel dan silia di sekitarnya," jelas Erlina.

Gejala Infeksi Mycroplasma Pneumoniae 

Erlina menjelaskan bahwa gejala umumnya akan muncul dalam satu hingga empat minggu setelah terinfeksi bakteri.

"Begitu kita terkena, tidak langsung terinfeksi. Jadi butuh satu sampai empat minggu dulu kemudian baru ada gejalanya," kata Erlina.

Gejala pada populasi umum:

  • Gejala khas berupa batuk yang dapat memburuk  dapat bertahan hingga beberapa minggu-bulanan.
  • Sakit tenggorokan
  • Lemas (fatigue)
  • Demam
  • Nyeri kepala
  • Dapat ditemukan efusi pleura atau eksaserbasi PPOK (dalam kasus komplikasi yang jarang)

Gejala pada anak usai di bawah 5 tahun:

  • Bersin-bersin
  • Hidung tersumbat
  • Sakit tenggorokan
  • Mata Berair
  • Mengi (wheezing)
  • Muntah atau diare

Cara Mendiagnosis Mycroplasma Pneumoniae 

Bakteri mycroplasma pneumonia tidak dapat diperiksa dengan menggunakan pemeriksaan Gram.

"Menentukan bahwa ini adalah pneumonia adalah dari foto thorax. Bila ada kelainan, peradangan, atau pemadatan di paru yang terlihat dari foto thorax, itu berarti pneumonia. Tapi untuk mengetahui apakah ini disebabkan oleh mycroplasma, nah ini ada pemeriksaan tersendiri," terang Erlina.

Pola yang dapat ditemukan pada mycroplasma pneumoniae adalah:

  • Infitrat pada insentitial perivaskular
  • Konsolidasi ruang udara
  • Opastitas atau kekeruhan di area retuculonodular
  • Optaitias berbentuk nodil seperti massa

Untuk melakukan deteksi apakah terjadi infeksi mycroplasma pneumoniaemaka dapat dilakukan pemeriksaan asam nukleat mycroplasma pneumoniae atau dengan PCR menggunakan sampel swab tenggorokan atau swab hidung.

Selain itu juga dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan antibodi melalui sampel darah.

Nah, itu tadi beberapa hal yang perlu diketahui mengenai mycroplasma pneumoniae, bakteri penyebab pneumonia yang perlu diwaspadai.

Baca Juga: 6 Fakta Pneumonia pada Anak, Bisa Dicegah dengan Menyusui dan Vaksin

(*)

 



REKOMENDASI HARI INI

6 Bahan Alami untuk Membantu Mengatasi Masalah Biang Keringat