Menurut Bernardino, anak muda juga perlu menggali inspirasi dari para pengusaha terdahulu. Salah satunya adalah Shinta Widjaja Kamdani.
Perempuan pengusaha yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) tersebut telah malang melintang di dunia bisnis Tanah Air.
Selain itu, Shinta juga dikenal dengan semangatnya dalam menyebarluaskan isu-isu pemberdayaan perempuan. Saat ini, Shinta menjadi salah satu perempuan pengusaha yang disegani. Bahkan, pada gelaran G20 Indonesia 2022, Shita ditunjuk sebagai Ketua Forum B20 Indonesia.
Baca Juga: B20 Indonesia: KADIN Bahas Pentingnya Teknologi Digital untuk Masa Depan Pendidikan dan Pekerjaan
Tak lepas dari tantangan
Kendati punya banyak peluang, menjadi wirausaha tentu tak lepas dari tantangan. Salah satunya, mengalami kerugian. Dalam hal ini, Bernardino mengimbau masyarakat yang ingin memulai wirausaha untuk memperhatikan dua hal, yaitu fixed cost dan variable cost.
Fixed cost adalah biaya yang nilainya tak berubah meski terjadi penurunan atau peningkatan jumlah barang. Sedangkan variable cost adalah biaya yang besarannya dinamis, tergantung volume produksi barang.
“Selain itu, Anda (pengusaha) harus selalu punya plan B. Kalau bisnis tidak berhasil, harus ada rencana alternatif. Entah mengurangi variable cost atau menjalin kemitraan untuk menambah networking,” ujar Dino.
Tantangan lainnya adalah menghadapi persaingan. Untuk meningkatkan daya saing para pelaku UMKM, setidaknya ada dua hal yang terus diupayakan pemerintah Indonesia, yaitu menyediakan kemudahan akses pasar dan permodalan, baik modal operasional maupun investasi.
Pada akses permodalan, misalnya, Bernardino yang juga merupakan Direktur Utama (Dirut) PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) menjelaskan bahwa kemajuan teknologi membuka akses bagi pengusaha, terutama yang unbankable dan tidak memiliki aset sebagai jaminan, untuk memperoleh permodalan.