Parapuan.co - Kesadaran akan kesehatan mental sebaiknya ditingkatkan agar kita semua terhindar dari masalah gangguan jiwa.
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2022 berjudul World Mental Health Report: Transforming Mental Health for All mengungkap 970 juta orang di seluruh dunia mengidap gangguan kesehatan mental.
Kawan Puan harus tahu, masalah kesehatan mental tersebut lebih banyak dialami perempuan.
Dari data WHO, 52,4 persen perempuan mengalami masalah mental, sedangkan laki-laki 47,6 persen.
Dari jumlah tersebut diketahui 31 persen mengidap gangguan kecemasan, 28,9 persen mengidap depresi, dan 11,1 persen mengalami development disorder (idiopathic).
Kemudian 8,8 persen mengidap attention-deficit/hyper-activity disorder (ADHD) dan 4,1 persen mengalami bipolar.
Berikut ini penjelasan mengenai kelima gangguan mental tersebut:
1. Gangguan Kecemasan
Anxiety disorder atau gangguan kecemasan adalah situasi ketika seseorang merasa cemas secara berlebihan.
Baca Juga: 3 Strategi Hidup dengan Kondisi ADHD, Seperti Dialami Fuji Viral di TikTok
Dilansir dari Cleveland Clinic, gejala dari gangguan kecemasan antara lain perasaan gugup, kepanikan, ketakutan serta bekeringat, dan detak jantung cepat.
Perawatan anxiety disorder termasuk obat dan terapi perilaku kognitif yang dilakukan oleh profesional kesehatan mental.
2. Depresi
Mengutip dari Mayo Clinic, depresi adalah gangguan suasana hati, yang menyebabkan pengidapnya mengalami perasaan sedih.
Selain itu, pengidapnya juga mungkin kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari yang normal, dan kadang-kadang merasa seolah hidup tidak layak dijalani.
Kondisi depresi ini memerlukan pengobatan jangka panjang, namun pengidapnya akan merasa lebih baik dengan obat, psikoterapi atau keduanya.
3. Development Disorder
Dilansir dari kennedykrieger.org, development disorder atau gangguan perkembangan adalah kecacatan parah dan kronis terhadap individu yang memiliki gangguan mental atau fisik.
Baca Juga: Tak Perlu Malu, Ini Cara Mengatasi ADHD Dewasa Seperti Dialami Fuji yang Viral di TikTok
Kondisi ini bisa terjadi sebelum seorang individu mencapai 22 tahun dan akan berlanjut tanpa batas waktu.
Orang yang mengalami gangguan perkembangan akan memiliki keterbatasan fungsional yang substansial dalam tiga atau lebih dari bidang aktivitas kehidupan utama.
Misalnya seperti perawatan diri, belajar, kapasitas untuk hidup mandiri, mobilitas, bahasa reseptif dan ekspresif.
4. Attention-Deficit/Hyper-Activity Disorder (ADHD)
Mengutip dari NHS, ADHD merupakan suatu kondisi yang memengaruhi perilaku seseorang, pengidapnya tampak gelisah, sulit berkonsentrasi dan bertindak berdasarkan dorongan hati.
Gejala ADHD cenderung terlihat pada usia dini dan mungkin menjadi lebih tampak ketika keadaan anak berubah, misalnya ketika mereka mulai bersekolah.
Sebagian besar kasus didiagnosis ketika anak-anak berusia di bawah 12 tahun, tapi bisa juga diketahui saat lebih dewasa.
Gejala ADHD dapat membaik seiring bertambahnya usia, namun banyak orang dewasa yang didiagnosis mengidap ADHD pada usia muda terus mengalami masalah.
Oleh sebab itu penting bagi pengidap ADHD untuk menjalani terapi ke profesional kesehatan mental.
Baca Juga: Dialami oleh Fuji, Berikut Ini 11 Gejala ADHD pada Orang Dewasa
5. Bipolar
Bipolar adalah suatu kondisi kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati ekstrem yang mencakup emosi tinggi (mania atau hipomania) dan emosi rendah (depresi).
Menurut Mayo Clinic, ketika pengidapnya mengalami depresi, ia akan merasa sedih, putus asa, dan kehilangan minat atau kesenangan dalam sebagian besar aktivitas.
Ketika suasana hati berubah menjadi mania atau hipomania (tidak seekstrem mania), pengidapnya mungkin merasa gembira, penuh energi, atau sangat mudah tersinggung.
Perubahan suasana hati ini dapat memengaruhi tidur, energi, aktivitas, penilaian, perilaku, dan kemampuan berpikir jernih.
Itu dia berbagai gangguan mental, jika mengalami salah satu kondisi di atas, sebaiknya segera periksakan diri ya.
(*)