Parapuan.co - Kawan Puan, kamu mungkin bingung ketika seseorang mengatakan kamu sedang emotionally unavailable. Apa itu emotionally unavailable?
Emotionally unavailable atau tidak tersedia secara emosional adalah kecenderungan di mana seseorang tidak dapat merespons emosinya sendiri maupun orang lain.
Jadi ketika kamu sedang emotionally unavailable, kamu jadi tidak peka terhadap situasi dan kondisi perasaan orang yang ada di dekatmu.
Bagaimana kondisi tersebut dapat terjadi? Apa penyebab emotionally unavailable pada diri kita dan bagaimana mengatasinya?
Simak informasi mengenai penyebab, dampak, dan langkah mengatasi kondisi emotionally unavailable seperti mengutip Very Well Mind di bawah ini!
Penyebab Emotionally Unavailable
Psikolog Sabrina Romanoff dari Universitas Yeshiva, Amerika Serikat, memaparkan beberapa kemungkinan penyebab seseorang tidak tersedia secara emosional, antara lain:
1. Faktor Budaya dan Sosial
Di mana kondisi emosi seseorang terbentuk karena lingkungannya tidak mendukung mereka untuk mengekspresikan emosinya.
Baca Juga: 7 Tanda Kamu Emotionally Unavailable dalam Menjalani Hubungan
2. Pengalaman Masa Kanak-Kanak
Orang dewasa yang emotionally unavailable dulunya bisa jadi adalah anak-anak yang merasa orang tuanya tidak mampu menanggapi kebutuhan emosional mereka.
Anak-anak itu akhirnya belajar beradaptasi dengan menekan emosi mereka dan meminimalkan akses orang lain terhadap kehidupan emosional mereka.
3. Peristiwa Traumatis
Ada pula penyebab lainnya dari peristiwa yang traumatis, semisal perpisahan, perceraian, atau pengalaman lain yang membuat orang menutup diri secara emosional.
4. Pengalaman Masa Lalu
Orang mungkin menjadi emotionally unavailable lantaran pengalaman dari hubungan sebelumnya, di mana mereka menderita karena menunjukkan emosinya.
Dampak Emotionally Unavailable
Sabrina Romanoff juga mengungkap dampak emotionally unavailable terhadap diri sendiri maupun hubungan, yaitu:
Baca Juga: Kenali Kondisi Emosional Kucing Kesayangan Lewat Tingkah Lakunya Ini!
1. Dampak Terhadap Diri Sendiri
Selain menutup diri, kamu mungkin akan mencari cara untuk menyalahkan orang lain agar ketidaknyamananmu teralihkan.
Kamu juga jadi sulit terhubung dengan seseorang secara emosional, tidak dapat berempati dan menghormati kebutuhan orang lain.
Hal ini dapat pula memicu sikap defensif, di mana kamu memasang dinding tinggi ketika ada orang yang mendekatimu.
2. Dampak Terhadap Hubungan
Emotionally unavailable bisa berdampak buruk pada hubungan karena kamu jadi tidak dapat menjalin keintiman emosi dengan pasangan.
Padahal, keintiman emosional bisa dibilang sangat penting dalam hubungan romantis.
Bila sulit memahami emosi atau bahkan mengabaikannya, kamu mungkin sulit menjalin komitmen dalam hubungan.
Cara Mengatasi Emotionally Unavailable
Baca Juga: Ini yang Terjadi Saat Emotional Hijacking dan 7 Cara Mengatasinya
Sabrina Romanoff menyarankan beberapa strategi yang dapat membantumu mengatasi kondisi emotionally unavailable, antara lain:
1. Identifikasi Penyebabnya
Mulailah dengan memahami penyebab ketidaktersediaan emosimu. Mungkin saja salah satu dari kemungkinan penyebab di atas pemicunya.
Apapun penyebabnya, bisa saja bersifat situasional karena trauma atau kehilangan yang baru saja kamu alami.
Maka dari itu, penting untuk bersabar dan memberikan dirimu sendiri waktu untuk memproses apa yang terjadi.
Hal yang penting, kamu tidak mengabaikan emosi yang kamu rasakan dan berani memulai untuk menerimanya.
2. Berlatih Mengekspresikan Emosi
Setelah itu, temukan cara yang membuatnya nyaman untuk mengekspresikan emosimu.
Bisa dengan menangis, menulis jurnal, atau bercerita kepada orang yang paling kamu percayai.
3. Lakukan Terapi
Bila merasa kesulitan, terapi adalah cara yang bisa kamu tempuh untuk mendapatkan wawasan tentang pola respons emosionalmu.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional untuk mengatasi kondisi ketidaktersediaan emosionalmu, ya.
Itulah tadi informasi mengenai penyebab, dampak, dan cara mengatasi kondisi emotionally unavailable. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Art Therapy, Cara untuk Mengobati Gangguan Psikologis
(*)