Tujuan Terkait

Cegah Pernikahan Dini, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Ibu dan Anak

Maharani Kusuma Daruwati - Rabu, 10 Januari 2024
Perkawinan anak ancam masa depan Indonesia.
Perkawinan anak ancam masa depan Indonesia. chameleonseye

Parapuan.co - Masalah kesehatan reproduksi perempuan kini masih jadi salah satu topik yang tabu untuk dibicarakan.

Hal ini juga ada kaitannya dengan semakin maraknya pernikahan di usia muda.

Mirisnya lagi bahkan kini semakin banyak bermunculan kabar pernikahan dini alias pernikahan di usia anak.

Hal ini sungguh sangat disayangkan karena dapat membahayakan kesehatan atau bahkan mengancam nyawa perempuan.

Perkawinan anak atau remaja bukan hanya mengancam kesehatan seksual dan reproduksi anak, tapi juga merenggut hak-hak asasi anak.

Berikut risiko yang harus dihadapi ibu yang hamil di usia remaja.

1. Bayi Lahir Prematur

Ibu yang mengalami kehamilan di usia remaja sangat berisiko tinggi. Apalagi, bayi berisiko untuk lahir secara prematur atau di bawah 37 minggu.

Bayi yang lahir prematur belum sempurna dalam hal perkembangan tubuh dan otak. Akibatnya, bayi berisiko mengalami masalah kesehatan dan perkembangan pada masa pertumbuhannya nanti.

Baca Juga: Heboh Pernikahan Dini, Apa Faktor yang Memperparah Perkawinan Anak?

2. Berat Badan Bayi Lahir Rendah

Kelahiran prematur juga berpotensi menyebabkan bayi lahir dengan bobot yang sangat rendah, atau Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR).

Bayi sendiri dianggap mengalami BBLR jika bayi lahir dengan bobot kurang dari 2,5 kilogram.

Pada masa tumbuh kembangnya, bayi yang lahir dengan kondisi BBLR berisiko tinggi akan beberapa penyakit seperti diabetes dan penyakit jantung saat dewasa.

3. Risiko Mengalami Anemia

Ibu yang hamil di usia sangat muda rentan mengalami anemia di masa kehamilannya.

Kurangnya sel darah merah dalam tubuh ibu ini tidak hanya mengganggu perkembangan janin. Ibu hamil yang mengalami anemia pun bisa jadi sangat lemah dan mudah lelah.

4. Risiko Mengalami Hipertensi

Kehamilan di usia anak dan remaja akan meningkatkan kerentanan ibu mengalami tekanan darah tinggi selama masa kehamilan.

Baca Juga: Heboh Aisha Weddings, Berdayakan Anak Perempuan Bisa Cegah Pernikahan Dini

Lebih lanjut, hal ini membuat ibu hamil rentan mengalami preeklampsia yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, dan pembengkakan pada beberapa bagian tubuh.

Preeklampsia pun bisa berlanjut menjadi eklampsia yang dapat membahayakan nyawa ibu dan bayi.

5. Menyebabkan Kematian Neonatal

Kematian neonatal adalah kematian pada bayi yang dilahirkan dalam 28 hari periode kehidupan.

Nah, fenomena ini marak di antara ibu yang bersalin di usia sangat muda.

Data dari UNICEF, mengungkapkan bayi yang lahir dari ibu berusia di bawah 20 tahun 2 kali lebih berisiko mengalami kematian neonatal.

Edukasi mengenai tingginya risiko kehamilan di usia remaja ini sangat dibutuhkan oleh anak demi menjaga kesehatan seksual dan reproduksinya, serta mengurangi kejadian perkawinan anak.

Untuk itu, kini mulai banyak adanya penyuluhan hingga bimbingan untuk mencegah adanya pernikahan dini.

Seribu peserta mengikuti acara Bimbingan Remaja Usia Sekolah Plus (BRUS+) yang digelar Ditjen Bimas Islam pada puncak perayaan Hari Amal Bhakti ke-78 Kementerian Agama, Minggu (7/1/2024) di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta.

Baca Juga: Pernikahan Anak di Bawah Umur Tingkatkan Risiko Stunting, Mengapa?

Acara bertema "Siapkan Masa Depanmu, Rencanakan Nikahmu" semakin menarik dengan menghadrikan sejumlah public figure seperti Arafah Arianti, Zaskia Adya Mecca, Husein Hadar yang lebih dikenal dengan sapaan Habib Ja'far, dan Instruktur BRUS Kemenag, Paman Dodo.

Kepala Subdirektorat Bina Keluarga Sakinah Kemenag, Agus Suryo Suripto menerangkan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka pernikahan anak yang tinggi.

Pernikahan anak yang tinggi ini, tentunya menjadi akar dari banyak masalah dikemudian hari,oleh karenanya pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama merasa perlu bertindak untuk menekan angka pernikahan anak di Indonesia.

Konsep BRUS dilahirkan sebagai upaya edukasi untuk remaja usia sekolah agar mampu menyiapkan masa depan sebaik–baiknya. Program BRUS membekali remaja melalui penguatan karakter dan kesadaran pengelolaan kepribadian yang baik.

Generasi muda harus memiliki kemampuan mengelola diri dan lingkungan, agar tidak terjebak pada lingkungan sosial dan pergaulan bebas.

Suryo berpesan kepada peserta yang terdiri dari siswa/siswi SMA se-Jabodetabek itu untuk melakukan persiapan yang matang sebelum menikah.

Menurutnya, dua aspek penting yang perlu dipersiapkan sebelum menikah adalah kesadaran dalam mengelola diri dan penguatan keagamaan.

"Pertama, persiapkan masa depan dengan membangun kesadaran dalam pengelolaan diri, setiap remaja mempunyai potensi diri harus bisa dikembangkan. Generasi muda punya masa depan yang harus diperjuangkan. Kedua, perkuat pendidikan agama, karena agama merupakan benteng dari pergaulan dan lingkungan sosial yang tidak baik," tegasnya.

Sementara itu dalam Talkshow Habib Ja'far mengatakan, pernikahan seharusnya dilakukan karena kesiapan, bukan karena dorongan nafsu belaka.

Ia menekankan bahwa pengendalian nafsu seharusnya dilakukan melalui pengembangan potensi diri, bukan dengan menikah terlalu dini.

"Nikah itu karena mampu, bukan sekadar ingin menghindari perzinaan. Tidak tepat jika mengatakan bahwa menikahkan remaja untuk menghindari  zina, lebih tepat jika menghindari zina adalah dengan tidak bersina, lalu dengan apa?  Dengan berkegiatan yang positif untuk mengembangkan diri dan prestasi, karena dengan pengembangan diri akan menghindarkan pernikahan dini" tegasnya.

Zaskia Adya Mecca ikut memberi perspektif berdasarkan pengalamannya menikah. Ia mengingatkan generasi muda untuk tidak tergesa-gesa dalam memutuskan menikah.

"Menikah jangan terlalu muda, ada masa di mana kita ingin menikmati hidup sendiri, tanpa dibebani dengan kewajiban dan tanggung jawab yang dapat ditunda. Setelah menikah, tidak bisa lagi menjadi diri sendiri seperti sebelum menikah, karena harus mengemban kewajiban dan tanggung jawab sebagai Ibu dan Istri," paparnya.

Zaskia juga berpesan kepada para remaja untuk tidak menikah pada usia muda hanya karena terlalu cinta. Ia mengkhawatirkan bahwa cinta yang berlebihan bisa jadi bukanlah cinta sejati, melainkan hawa nafsu.

Program BRUS masih akan digelar Kemenag lebih luas lagi untuk memberi wawasan mendalam pada generasi muda tentang perencanaan pernikahan, dengan tujuan memperkuat ketahanan keluarga untuk menghasilkan generasi-generasi yang berkualitas.

Baca Juga: Pernikahan Dini Menjadi Fenomena Baru Akibat Pandemi Covid-19

(*)

 

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.



REKOMENDASI HARI INI

Cegah Pernikahan Dini, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Ibu dan Anak